Wilayah-wilayah jajahan Inggris juga nunut dengan menggunakan kemudi sebelah kiri. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Australia dan Malaysia di antaranya jajahan Inggris yang menggunakan setir kanan.
Hal tersebut tidak lepas dari sebuah undang-undang tentang jalan raya yang disahkan di Inggris Raya pada tahun 1835 yang memutuskan laju kendaraan ada di sebelah kiri jalan. Penulis seorang pengamat transportasi, Giles Chapman, mengatakan peraturan itu juga diberlakukan kepada wilayah-wilayah koloni Inggris Raya.
Lantas mengapa Jepang juga sama dengan Inggris, memakai setir kanan?
"Peraturan itu diekspor ke Jepang," kata Chapman. Pada saat itu para insinyur dari Inggris mendesain kereta sedemikian rupa agar bisa untuk melaju di sisi kiri jalan. Alhasil, dengan demikian, Jepang memakai setir kanan.
Lalu apakah Indonesia yang memakai setir kanan juga dipengaruhi Inggris, yang bukan kolonial nya?
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Jika Inggris dulunya dipengaruhi Romawi, merunut kepada Indonesia yang kolonisasi dari Belanda, situs World Standards menyebutkan jika pemerintah kolonial Hindia-Belanda menganjurkan Hindia-Belanda (kini Indonesia) untuk memakai setir kanan.
Ketika Belanda dibawah pengaruh Napoleon Bonaparte dari Perancis, Perancis merubah aturan menjadi setir kiri. Akan tetapi aturan itu tidak diturunkan ke wilayah jajahan Belanda, di antaranya Indonesia dan Suriname.
Setelah Jepang masuk ke Indonesia pada masa-masa Perang Dunia ke II, Dai Nippon juga menerapkan setir kanan. Itulah sebabnya mengapa Indonesia menganut sistem setir kanan.
Pada tahun 1967, Swedia merubah aturan menjadi sistem setir kiri. Sebagai sesama negara Eropa, perubahan itu setidaknya mempengaruhi Inggris Raya. Pada tahun 1969 Negeri Elizabeth mulai mempertimbangkan apakah mereka akan mengikuti Swedia.
Akan tetapi akhir keputusannya, Inggris tetap mempertahankan sistem setir kanan. Alasannya karena perubahan itu bukannya tanpa biaya.