Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mitologi Orang Sunda Dilarang Menikah dengan Orang Jawa, Bagaimana Asal-usul nya?

13 Februari 2021   11:03 Diperbarui: 13 Februari 2021   11:11 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dyah Pitaloka Citra Resmi (researchgate.net)

Pemberitahuan yang dimaksud adalah Lingga Buana diminta untuk menyerahkan saja Dyah Pitaloka Citra Resmi sebagai tanda bahwa Kerajaan Sunda takluk kepada Majapahit.

Mendengar hal tersebut, serta merta Lingga Buana dan rombongan naik pitam. Mereka jauh-jauh datang ke Majapahit untuk melangsungkan akad nikah, bukan untuk menyerahkan putrinya sebagai simbol takluk kepada Majapahit.

Sebenarnya, Lingga Buana masih bisa menahan emosinya agar tidak terjadi bentrokan dengan prajurit Gajah Mada, akan tetapi anak buahnya sudah tak kuat menahan hinaan.

Anak panah lepas dari busur pengawal Lingga Buana menembus utusan Gajah Mada. Dari kejadian ini, perang terbuka pun tak terhindarkan.

Tanpa sepengetahuan Hayam Wuruk, Gajah Mada ternyata sudah mempersiapkan pasukannya untuk berkumpul di lapangan Bubat.

Rombongan Lingga Buana yang hanya membawa prajurit dan peralatan seadanya, di antaranya pedang lantas mengalami kekalahan dari tentara Gajah Mada yang sudah siap-siap.

Lingga Buana dan beberapa petinggi Kerajaan Sunda pun akhirnya tewas dalam pertempuran itu. Jika Anda rajin mencari informasi, di sana Anda akan menemukan apa yang disebut dengan Perang Bubat yang terjadi pada tahun 1357 Masehi, atau 1279 tahun Saka.

Nah, peristiwa itulah yang dimaknai sebagai Perang Bubat yang dimaksud.

Mengetahui apa yang terjadi, Prabu Hayam Wuruk sangat menyesali peristiwa tersebut. Hayam Wuruk lantas mengadakan upacara secara militer untuk menghormati orang-orang, Lingga Buana dan para petinggi Sunda, mereka dikebumikan dengan rasa penyesalan yang mendalam.

Melihat ayahnya, dan orang-orang Kerajaan Sunda tewas, Dyah Pitaloka Citra Resmi pun tidak tahan dilarutkan duka. Dyah Pitaloka akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.

Sebagai tanda penyesalan dan permintaan maaf akan apa yang terjadi, Hayam Wuruk mengirim seorang utusan dari Bali ke Kerajaan Sunda untuk meminta maaf kepada Plt Raja Sunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun