Sidang itu menuduh Myanmar telah melakukan kekerasan kepada Rohingya, pembunuhan dan perkosaan.
"Dia yang menyebabkan penderitaan kami, mengapa kami tidak merayakan penangkapannya?" Kata tokoh masyarakat Rohingya, Farid Ullah kepada AFP. Merayakan penangkapan si wanita besi.
Selain Suu Kyi, Jenderal Hlaing juga sudah menangkap beberapa tokoh lainnya termasuk Presiden Win Myint. Konon kudeta ini dilakukan karena militer menuduh telah terjadi kecurangan dalam hasil pemilu yang dimenangkan oleh NLD.
Nama Hlaing mulai naik daun ketika dia memimpin serangan kepada pemberontak Tentara Nasional Aliansi Demokratik di Kokang.
Hal tersebut menjadikan Hlaing diangkat sebagai Kepala Staf Gabungan Angkatan Udara, Laut, dan Darat, menggantikan Jenderal Shwe Mann.
Lantas jika dibandingkan siapakah yang lebih kejam melakukan pembantaian terhadap etnis Rohingya?
Penilaian ini dijawab oleh Kyaw Win, Direktur Human Rights Network. Kyaw Win mengatakan Hlaing sangat bengis. Bahkan dia memiliki motto "Tidak ada Rohingya di negara ini (Myanmar)".
Sedangkan Suu Kyi disebut Win sebagai "monster". "Tidak ada apa-apanya dibandingkan dia (Hlaing)" kata Win.
Kebengisan Hlaing diperkuat oleh temuan Misi Pencari Fakta PBB di Myanmar. Mereka menyebutkan apa yang dilakukan Hlaing benar-benar sangat bengis, jauh ketimbang Suu Kyi.
Tidak perlu diceritakan secara detail apa yang dilakukan Hlaing. Akibat ulahnya, etnis Rohingya melarikan diri dan meminta perlindungan ke negara Bangladesh, Indonesia, Malaysia, bahkan Amerika Serikat.
Pada tahun 2017 lalu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson memperingatkan Hlaing agar menghentikan aksi kebengisannya terhadap Rohingya.