Siapa itu jalan di sebelahmu, melihat padaku seakan cemburu.
Dia cantik jelita luar biasa, sungguh pandai engkau memilih kasihmu.
Itu hanya sebersit cuplikan dari lagu-lagu yang bertema cinta. Lagu-lagu memang banyak didominasi nyanyian tentang cinta.
Cinta dan cemburu berjalan berdampingan. Ada cinta ada cemburu. Itu adalah proses yang wajar.
Cemburu tandanya cinta. Ini ungkapan yang sering kita dengar.
Apakah ungkapan itu benar adanya? Nampaknya tidak selalu demikian, cemburu hanyalah luapan emosi yang kadang dapat berakibat buruk.
Ada cemburu yang benar dan menyehatkan, bagaimana bentuknya?
Ada kegelisahan jika pasangan tidak berada dekat. Lantas dia mencari tahu keberadaannya, baik lewat smartphone, media sosial, mengawasi gerak-gerik pasangan. Orang yang cemburu bicaranya juga bernada ketus, cemas, padahal tidak tahu dengan jelas apa penyebabnya.
Barangkali Anda sudah atau sering merasakan sendiri apa yang dinamakan cemburu, atau jealous ini.
Psikolog Rani Agias Fitri, M.Psi., staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Bina Nusantara, mengatakan sejatinya cemburu adalah tak lebih dari luapan emosi.
Rani menambahkan emosi itu kompleks karena di dalamnya ada sejumlah perasaan terhina, kemarahan, dan takut ditinggalkan.
Psikolog lain, Adi Samesti, M.Psi., dari ABusiness Consultants mengatakan faktor cemburu ini bisa disebabkan karena kenangan pada masa lalu. Misalkan si pasangan mempunyai banyak teman cantik di kantornya, berhubungan dagang dengan para wanita geulis dan sebagainya. Atau sebaliknya, jika wanita, banyak berhubungan dengan pria-pria cakep.
Sikap ramah kepada para relasi juga bisa menjadi penyebab munculnya cemburu itu.
Itu pendapat dari yang berwewenang (dua orang psikolog). Ada beberapa pendapat lagi dari profesi lainnya soal cemburu ini.
Kho Ping Hoo, seorang penulis buku-buku, sering mengatakan mengapa muncul rasa cemburu di dalam hati. Perasaan ini muncul, karena pasangan kita menjadi kebahagiaan kita sendiri karena cintanya.Â
Jadinya akan berdarah-darah hatinya, dan gelisah, jika cinta pasangan beralih sayang kepada orang lain. Jadi, cemburu buta bahkan dapat berakibat buruk, bahkan membunuh.
Senada, secara psikologis, Rani Agias mengatakan perasaan cemburu dipicu oleh ketergantungan yang berlebihan kepada pasangan, merasa diri sendiri tidak pantas, tidak nyaman dengan diri sendiri, dan neurotisisme. Neurotisisme atau neuroticism adalah gampang cemas.
Rani mengatakan dalam cemburu ada tiga faktor yang nampak, yaitu perilaku, emosi, dan kognitif. Jika terjadi kombinasi antara ketiga faktor itu, maka akan muncul kelakuan ekstrem seperti membunuh. Untuk itu diperlukan kendali emosi yang kuat. Memang tidak gampang.
"Harus dilatih untuk mengendalikan emosi itu dengan baik," katanya.
Lantas bagaimana dengan ungkapan cemburu itu tandanya cinta. Ini adalah cemburu yang sehat dan proporsional. "Ini dibutuhkan. Ini adalah ungkapan ekskpresi bahwa dia memang benar-benar mencintai dan ingin tetap menjaga hubungan," tuturnya.
Mengenai cemburu buta, Rani mengatakan cemburu buta itu buta, tidak melihat. Jika demikian jadi "nabrak-nabrak" lantaran kendali diri yang bersikap irasional dan lemah.
Rasa cemburu yang berlebihan dapat merusak dan memicu pertengkaran dalam suatu hubungan.
Popbela mengulas 10 cara untuk menghilangkan rasa cemburu yang berlebihan. Di antaranya adalah bicara sejujurnya, mencari tahu alasan mengapa Anda cemburu, move on dari masa lalu yang menyakitkan, percayalah jika si dia menyayangimu dia akan setia, kurangi rasa memiliki yang terlalu tinggi.
Yang lain: bangun rasa percaya diri dengan masuk ke lingkup pergaulannya, hilangkan kebiasaan membandingkan Anda dengan wanita lain, hindari sesuatu yang sifatnya pribadi, jangan terlalu fokus pada hubungan asmara saja, dan yang terakhir: cobalah untuk berpikir positif.
Berpikir positif ini dapat dicontohkan. Jika si dia mengatakan tidak bisa menemani Anda makan malam. Jangan berpikir karena dia sedang asyik dengan teman kerjanya. Besar kemungkinan si dia benar-benar sibuk.
Kedua psikolog di atas (Rani dan Adi) menyarankan apa yang harus dilakukan jika sebuah hubungan sering diwarnai rasa cemburu.
Yang pertama adalah introspeksi, apakah perasaan itu disebabkan lantaran adanya ketergantungan yang tinggi seolah tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Tumbuhkan rasa saling percaya.
"Bagi pasangan yang dicemburui jaga jarak dengan segala sesuatu yang dapat memicu munculnya kecemburuan pasangan. Kemukakan kesalahan yang dilakukan, dan kembali ke dasar tujuan hubungan" kata Rani.
Kedua psikolog juga memberikan saran-saran yang lain jika cemburu mewarnai hubungan pasangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H