Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Advokat Sengketa Pilkada di MK Ini Memiliki Nama Sangat Pendek: O

6 Januari 2021   09:04 Diperbarui: 6 Januari 2021   09:30 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengacara O (jatimtimes.com)

"O", bagaimana Anda membaca huruf itu. Itu huruf O atau nol?

Ada kisah unik yang terjadi. Ternyata seorang wanita yang berprofesi sebagai seorang pengacara yang berkantor di Sumatera Barat namanya adalah O. Dan nama O yang identitas dari wanita kelahiran 22 Nopember 1964 tersebut digadang-gadang sebagai nama tersingkat, dan masuk dalam The Gunness Book of World Records.

Kisahnya berawal dari Djainun, ayah dari O, yang berprofesi sebagai seorang guru sekaligus wartawan di Sumatera Barat. 57 tahun tahun (1963), ketika asik-asiknya Djainun membaca majalah, dia tertarik melihat berita ada dua yang tercatat di The Guinness Book of World Records dengan nama terpanjang dan terpendek di dunia.

Nama terpanjang dimiliki oleh orang India yang terdiri dari 180 huruf, sedangkan nama terpendek adalah Mo (dua huruf), dimilliki orang Perancis.

Berangkat dari situ, Djainun dan isterinya kemudian sepakat jika anaknya lahir akan diberikan nama pendek yang mengalahkan orang Perancis. Dan pada tanggal 22 Nopember 1964 lahirlah putri sulung mereka, dan diberi nama O.

Kepada wartawan, Minggu (3/1/2020), O menceritakan bahwa bahwa ayahnya mengatakan orang tidak akan bisa memberikan nama yang lebih singkat lagi. O mengatakan dia sudah mencari ke mana-mana nama-nama pendek di seluruh dunia. Namanya termasuk yang terpendek.

Pada Ahad itu, O sedang sibuk mengurus berkas-berkas permohonan Perselisihan Hasil Pilkada Kabupaten Limapuluh Kota 2020 yang sudah diajukan ke Mahkamah Konstitusi. O diberi kuasa oleh pasangan nomor 2 Darman Sahladi-Maskar Pobo.

O saat ini memang tinggal di Nagari Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. O adalah Advokat sekaligus konsultan di Kantor Hukum "O Associates Legal Consultants".

Tidak sendirian, dalam mengurus sengketa tersebut O dibantu oleh tim hukumnya yang terdiri dari 3 orang.

Pasangan Darman-Pobo keberatan atas keputusan KPU Limapuluh Kota yang menenangkan pasangan nomor 3 Safaruddin-Riski yang mengantongi 50,986 persen suara, Sedangkan Darman-Pobo cuma 43,338 persen. Dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Limapuluh Kota.

Mewakili kliennya, O mengungkapkan telah terjadi pelanggaran administrasi dan pelanggaran lainnya yang menyebabkan adanya selisih 7.648 suara yang mana hal tersebut mempengaruhi perolehan suara pasangan nomor 2.

Kecurangan yang dilakukan pasangan nomor 3 di antaranya menggunakan money politik dan bagi-bagi jilbab. Dalam hal tersebut O meminta KPU untuk mengulang pemungutan suara di seluruh TPS di Kabupaten Limapuluh Kota.

Bagaimana seorang ahli huruf dapat mengartikan huruf O yang dimiliki O itu, apakah bakal mendatangkan keberuntungan atau bagaimana?

Nyatanya O kini menjadi "orang". Beliau lulus dan mengantongi sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah. Dan kini beliau pengacara.

O pun bangga dengan namanya. Menurutnya ini adalah warisan abadi yang ditinggalkan kedua orangtuanya sebelum meninggal. "Saya bangga punya nama O" kata O.

O pun menyimpan kenangan tersendiri ketika dia di SMP. Gurunya di SMP memintanya untuk berganti nama. Gurunya menyarankan mengganti menjadi Osnawati. Namun ayahnya tidak mau, alasannya karena namanya sudah terdaftar dalam daftar keluarga PNS (Pegawai Negeri Sipil).

"Ayah saya bilang masa SMP tidak lama,  enam tahun lagi saya kuliah, tetap saja pakai nama O," ujar O.

Agar gurunya tidak tersinggung, Djainun mengatakan bahwa nama itu tidak bisa diganti karena sudah tercatat di daftar keluarga PNS.

"Waktu itu kan masih jaman Orde Baru. Merevisi data PNS apalagi guru sulit, jadi alasan ayah tepat," kata O. Alhasil, gurunya di sekolah pun dapat memaklumi.

Saat di SMAN pun ada kesan yang berkesan bagi O.

O menjelaskan, gurunya di SMA berbeda-beda setiap mata pelajaran. Ada guru yang melihat daftar hadir siswa yang menyangka O itu bukan nama tetapi nol.

"Jadinya hadir atau tidak hadir, nama saya tetap diteliti. Tapi akhirnya guru tahu juga," kata O sembari tertawa.

Dasima Malik (ibu O) lalu melahirkan anak keduanya pada pada 30 Oktober 1966 dan diberi nama pendek juga, yaitu Z.

O menjelaskan nama Z bukan bermaksud untuk membuat rekor dunia, tapi memang sudah punya rencana sejak masih dalam kandungan.

"Sejak ibu mengandung, kedua orangtua berniat memberi nama Z, huruf terakhir alfabet. Baik laki-laki maupun perempuan," jelas O.

Adiknya itu sudah tiada, Z meninggal pada tahun 2017 (51 tahun).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun