Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup di Indonesia Makin Susah, Makan Tahu dan Tempe Saja Mahal!

4 Januari 2021   09:04 Diperbarui: 4 Januari 2021   09:10 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nampaknya mereka kurang faham manfaat dari penganan yang terbuat dari kacang kedelai itu. Mereka membeli tahu atau tempe hanyalah karena harganya murah dan sedap. Lain dengan orang kaya yang sudah tahu manfaat kedelai.

Sebuah media bertanggal Minggu (3/1/2020) melaporkan jika masyarakat Indonesia semakin tertekan hidupnya. Setelah Covid-19 yang membuat sengsara karena kehilangan pekerjaan dan sebagainya, semakin tertekannya masyarakat Indonesia diakibatkan karena adanya prediksi harga tahu dan tempe bakalan naik harganya.

Suhanto, Sekjen Kementerian Perdagangan RI mengatakan hal tersebut, harga tahu dan tempe kemungkinan besar bakalan naik minggu depan.

Suhanto menjelaskan kenaikan itu disebabkan karena kacang kedelai yang dibeli pengrajin tahu tempe dari importir juga sudah naik.

"Kasihan juga juga kalau tahu tempe tidak dinaikkan, rugi," kata Suhanto, Sabtu (2/1/2020) di CNN Indonesia.

Sepertinya para pengrajin tahu tempe itu kurang faham atau bahkan belum mengenal sama sekali motif konsumen untuk membeli tahu tempe itu untuk kesehatan, motif mereka hanya karena murah dan sedap. Para pembuat tahu tempe hanya ingin menjual untuk meraih keuntungan.

Ketika ditanyakan berapa rupiah kenaikannya, dalam hal tersebut Suhanto belum bisa meramalkan. Suhanto hanya melukiskan jika kenaikan kedelai sekarang ini sekitar 3,3 persen.

Dari pasaran, terlihat jika harga kedelai itu naik menjadi Rp 9.300 - Rp 9.600 dari harga sebelumnya Rp 9.000 per kilogram.

Dalam menentukan harga tahu tempe ini, kedelai memegang peranan vital yaitu 70 persennya, yang lain adalah biaya tenaga kerja, pengemasan dan biaya produksi lainnya.

Kebijakan apa yang akan diambil pemerintah mengatasi masalah ini. Jika tidak dinaikkan, seperti sering terjadi, akan terjadi aksi mogok produksi dari para pengrajin tahu tempe.

Namun di lain pihak, jika dinaikkan, maka itu akan menimbulkan kekhawatiran bakal membebani masyarakat. Dengan demikian, Suhanto pun berpesan kepada para pengrajin tahu tempe jika dinaikkan jangan terlalu tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun