Pribumi yang terlibat dalam Loetoeng Kasaroeng adalah Bupati Bandung saat itu yaitu Muharam Wiranata Kusumah V selaku penanggungjawab sinematografi dan penyuntingnya. Dan tentunya, para pemeran dalam film itu juga orang-orang pribumi.
Selebihnya, dari produser, camera man, sutradara, dan kru lainnya adalah orang-orang Belanda.
Seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi, apakah kisah Lutung Kasarung ini baik dalam bentuk stensil an, buku, drama, serial televisi, dan sebagainya, orang-orang milenial tertarik?
Melihat perkembangannya, Indonesia (termasuk Jawa Barat) belum merdeka. Rakyat Jawa Barat saat itu setidaknya masih dalam bayang-bayang penguasaan bangsa asing (Belanda), kaum pribumi belum bebas dalam segala sendi kehidupan, maka dengan sendirinya mereka menjadi miskin dan terkekang untuk berkreasi.Â
Di masa-masa seperti belum ada televisi, radio, pesawat telepon, mobil atau pesawat terbang seperti dalam bentuknya sekarang ini, tentu mereka sangat tertarik dengan kisah-kisah seperti Loetoeng Kasaroeng itu.
Setelah merdeka, kendati pun tentunya ada perubahan dalam masyarakat Indonesia karena dipimpin oleh bangsa Indonesia sendiri, namun kondisinya masih belum stabil, masih banyak permasalahan keamanan di sana-sini, perekonomian, kesehatan, teknologi, dan sebagainya.
Orang-orang Belanda atau Jepang yang masih berada di Indonesia masih menimbulkan masalah. Tidak sedikit peperangan atau pemberontakan sesudah merdeka.
Insiden nyata keresahan itu adalah meletusnya perlawanan terhadap Inggris di Surabaya, pada 10 Nopember 1945. Lantas disusul oleh pemberontakan DI/TII sampai kepada insiden yang paling mengenaskan yaitu kudeta PKI (Partai Komunis Indonesia), 30 September 1965. Sekitar dua puluh tahun sesudah Indonesia merdeka.
Paska insiden setan tersebut, perlahan-lahan kondisi keamanan Nusantara boleh dikatakan mulai membaik. Pembangunan di segala bidang mulai dilaksanakan.
Presiden Soeharto bahkan dijuluki sebagai Bapak Pembangunan Nasional. Dan teknologi yang mulai berkembang di belahan dunia lain baik dari Eropa, Amerika, maupun Jepang setidaknya berpengaruh juga kepada Nusantara.
Indonesia mulai mengenal layar kaca (televisi) kendati masih hitam putih, lantas berwarna, pesawat telepon, kendaraan pun semakin lama semakin baik teknologinya, dan sebagainya.