Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

31 Desember 1926, "Loetoeng Kasaroeng" Film Pertama Indonesia Diputar, Kini Terlupakan?

4 Januari 2021   10:05 Diperbarui: 4 Januari 2021   10:38 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Loetoeng Kasaroeng, film kisah Nusantara yang diputar untuk pertama kalinya (hai.grid.id)

Sebagai orang yang lama pernah bermukim di Sunda, Jawa Barat, setidaknya Anda atau saya sempat mendengar atau bahkan menyaksikan sendiri kisah "Loetoeng Kasaroeng".

Sampai sekitar 2,5 dekade paska kemerdekaan, Loetoeng Kasaroeng menjadi salah satu primadona hiburan rakyat Jawa Barat.

Loetoeng atau lutung dalam bahasa Sunda artinya monyet, sedangkan Kasaroeng atau kasarung dapat diartikan sebagai tersesat. Jadi Lutung Kasarung adalah monyet yang tersesat.

Entah masyarakat generasi now sekarang ini masih mengenal kisah atau pantun yang disukai "leluhur mereka" orang Sunda. Kendati kini sudah jaman yang serba modernisasi.

Tenyata kisah Loetoeng Kasaroeng ini difilmkan dan tercatat dalam sejarah perfilman sebagai film pertama di Nusantara ini yang diputar di "Parijs Van Java", alias kota Bandung, Jawa Barat 

Uniknya pemutaran film yang diproduksi oleh orang Belanda tersebut adalah pada akhir tahun, yaitu 31 Desember 1926 itu, masyarakat Sunda dapat menyaksikan film itu pada dua bioskop di Parijs Van Java yaitu di bioskop Majestic dan bioskop Elita.

Film ini mengisahkan tentang seorang gadis cantik yang berpacaran dengan seekor monyet (lutung). Menarik, karena sebenarnya lutung ini adalah seorang pangeran tampan namun dikutuk oleh Sunan Ambu, ibunya sendiri.

Judul Loetoeng Kasaroeng diambil dari sebuah pantun dengan judul yang sama.

Pada saat itu, Nusantara belum menghirup udara kemerdekaan (17 Agustus 1945). Film-film yang sempat diputar di Nusantara hanya film-film yang bertema kisah-kisah kehidupan di Eropa atau Amerika. Seiring berjalannya waktu, perfilman Belanda lantas mulai melirik ke kisah kehidupan Nusantara.

Jadilah Loetoeng Kasaroeng yang populer di di Jawa Barat ini menjadi film pertama Nusantara yang diputar, di Parijs Van Java.

Namun jangan dikira yang membuat film ini adalah orang-orang pribumi. Loetoeng Kasaroeng diproduksi oleh NV Java Film Company milk dua meneer Belanda, yaitu G Krugers dan L Heuveldorp.

Pribumi yang terlibat dalam Loetoeng Kasaroeng adalah Bupati Bandung saat itu yaitu Muharam Wiranata Kusumah V selaku penanggungjawab sinematografi dan penyuntingnya. Dan tentunya, para pemeran dalam film itu juga orang-orang pribumi.

Selebihnya, dari produser, camera man, sutradara, dan kru lainnya adalah orang-orang Belanda.

Seiring dengan kemajuan jaman dan teknologi, apakah kisah Lutung Kasarung ini baik dalam bentuk stensil an, buku, drama, serial televisi, dan sebagainya, orang-orang milenial tertarik?

Melihat perkembangannya, Indonesia (termasuk Jawa Barat) belum merdeka. Rakyat Jawa Barat saat itu setidaknya masih dalam bayang-bayang penguasaan bangsa asing (Belanda), kaum pribumi belum bebas dalam segala sendi kehidupan, maka dengan sendirinya mereka menjadi miskin dan terkekang untuk berkreasi. 

Di masa-masa seperti belum ada televisi, radio, pesawat telepon, mobil atau pesawat terbang seperti dalam bentuknya sekarang ini, tentu mereka sangat tertarik dengan kisah-kisah seperti Loetoeng Kasaroeng itu.

Setelah merdeka, kendati pun tentunya ada perubahan dalam masyarakat Indonesia karena dipimpin oleh bangsa Indonesia sendiri, namun kondisinya masih belum stabil, masih banyak permasalahan keamanan di sana-sini, perekonomian, kesehatan, teknologi, dan sebagainya.

Orang-orang Belanda atau Jepang yang masih berada di Indonesia masih menimbulkan masalah. Tidak sedikit peperangan atau pemberontakan sesudah merdeka.

Insiden nyata keresahan itu adalah meletusnya perlawanan terhadap Inggris di Surabaya, pada 10 Nopember 1945. Lantas disusul oleh pemberontakan DI/TII sampai kepada insiden yang paling mengenaskan yaitu kudeta PKI (Partai Komunis Indonesia), 30 September 1965. Sekitar dua puluh tahun sesudah Indonesia merdeka.

Paska insiden setan tersebut, perlahan-lahan  kondisi keamanan Nusantara boleh dikatakan mulai membaik. Pembangunan di segala bidang mulai dilaksanakan.

Presiden Soeharto bahkan dijuluki sebagai Bapak Pembangunan Nasional. Dan teknologi yang mulai berkembang di belahan dunia lain baik dari Eropa, Amerika, maupun Jepang setidaknya berpengaruh juga kepada Nusantara.

Indonesia mulai mengenal layar kaca (televisi) kendati masih hitam putih, lantas berwarna, pesawat telepon, kendaraan pun semakin lama semakin baik teknologinya, dan sebagainya.

Seiring dengan itu, maka perlahan-lahan kisah Loetoeng Kasaroeng pun agak mulai pudar. Generasi selanjutnya orang-orang Sunda kini menatap masa depan. Itulah alasannya.

Setelah pemutaran film cerita Nusantara pada 31 Desember 1926 itu, Loetoeng Kasaroeng sempat difilmkan ulang yaitu pada tahun 1952 dan 1983.

Di atas dikatakan Majestic dan Elite dua bioskop yang memutar pertama kalinya Loetoeng Kasaroeng. Dapat dicatat, Majestic hingga kini masih ada, sedangkan Elite sudah tidak ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun