Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tengah Perang Dunia I Mereka Rayakan Natal dengan Bermain Bola

25 Desember 2020   10:05 Diperbarui: 25 Desember 2020   10:12 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepakbola dan Natal pada Perang Dunia ke 1 (bolaskor.com)


Berbagai acara digelar untuk merayakan hari kelahiran Yesus Kristus yang jatuh pada setiap tanggal 25 Desember setiap tahunnya. 

Di Inggris, negara yang "gila bola" justru meramaikan hari-hari libur Natal dan Tahun Baru dengan pagelaran sepakbola maraton yang disebut juga dengan "Boxing Day". 

Unik dan Inggris bahkan dikecam sebagai tidak berperikemanusiaan, karena di saat di negara-negara lainnya sekitar Natal dan Tahun Baru adalah hari libur dengan merayakannya bersama keluarga atau handai taulan, di Inggris justru diadakan laga sepakbola yang ketat.

Otoritas sepakbola Inggris beralasan laga ini adalah untuk memberikan kado Natal bagi para fans sepakbola suatu tim, jika tim kesayangan mereka itu memperoleh kemenangan.

"Boxing Day" ini biasanya dirayakan satu hari setelah Hari Natal, atau tanggal 26 Desember.

Boxing berasal dari kata box yang artinya kotak. Tanggal 26 Desember yang adalah hari libur, para tuan atau bos memberikan kado Natal yang dibungkus di dalam box untuk para pelayan atau pekerja yang selama setahun sudah setia melayani sang tuan.

Itulah asal mula Boxing Day yang di Inggris dimeriahkan oleh laga sepakbola yang padat. 

Hingga kini Boxing Day masih menjadi tradisi dan dirayakan bukan saja di Inggris Raya, tetapi juga di negara-negara persemakmuran lainnya seperti Australia, Kanada, Hongkong, Afrika Selatan, Selandia Baru, Malta, dan Jamaika.

Ada kisah dan sejarah lainnya terkait Natal dan sepakbola ini.

Ternyata Natal melupakan sejenak ketidakamanan lantaran kekhawatiran pada saat-saat menghadapi berkecamuknya Perang Dunia ke 1. Dalam sejarah, Perang Dunia ke 1 ini berkecamuk dari tanggal 28 Juli 1914-11 Nopember 1918. 

Dinamakan Perang Dunia karena perang ini melibatkan seluruh dunia. Beberapa saat setelah meletus, menjelang hari Natal 25 Desember 1914, tiga negara yaitu Inggris, Jerman, dan Perancis berembug di wilayah yang dinamakan Flanders Field di Belgia.

Entah alasan apa, lantas daerah itu kemudian dinamakan juga no man's land (tanah tanpa manusia).

Perwakilan tiga negara memperbincangkan perayaan natal pada sekitar tanggal 25 Desember 1914. Acara apa yang akan digelar?

Dari hasil rembugan itu dihasilkan salah satunya adalah menggelar pertandingan sepakbola. "Kompetisi" itu diikuti oleh ketiga negara yang berembug tadi, yaitu Inggris, Perancis, dan Jerman.

Para pemainnya adalah pasukan yang terjun di perang itu. Dalam kompetisi, dikabarkan tentara Jerman mengalahkan tentara Inggris dengan skor 3-2.

Graham Brookland, seorang tentara Inggris, mengatakan jika kompetisi itu diikuti juga para tentara yang berasal dari kewarganegaraan lain selain Inggris, Perancis, dan Jerman.

Menurut Letnan Kurt Zehcmisch dari pasukan Jerman, tentara Inggris lah yang paling angot bermain bola.

Tidak diketahui berapa skor akhir dari setiap laga yang digelar di no man's land itu, namun yang pasti keterlibatan banyak pihak bermain ikut kompetisi itu tercatat dalam sejarah mereka merayakan sukacita dalam semangat perdamaian dan kasih di Hari Natal.

Sangat disayangkan kemudian, sukacita Natal itu tidak terulang lagi pada tahun-tahun sesudahnya. Ambisi dan kerasnya peperangan melenyapkan keajaiban sukacita Hari Raya Natal sampai berakhirnya Perang Dunia ke 1 pada tahun 1918.

Dalam perjalanannya ke depan, tercatat ketiga negara yang berembug itu yaitu Inggris, Perancis, dan Jerman kemudian menjadi salah satu kiblat dan kekuatan sepakbola dunia.

Namun yang paling gila adalah Inggris. Mereka menggelar laga-laga sepakbola yang padat justru di sekitar Natal dimana seharusnya Natal dan Tahun Baru adalah waktunya liburan, berkumpul bersama keluarga dan handai taulan.

Inggris benar-benar gila bola. Konon selain bertujuan untuk menghibur para penonton di rumah yang sedang merayakan Natal, sembari duduk-duduk menikmati kue-kue Natal.

Bagi tim yang memenangkan laga, maka itu adalah kado Natal buat para penggemarnya.

Ada kepercayaan juga, tim yang menang di Boxing Day ini maka perjalanan tim yang menang itu bakal melaju mulus pada laga-laga atau perhelatan selanjutnya.

Berhubungan dengan pandemi Covid-19 yang tengah merebak, hanya ada dua tim Liga Inggris pada Boxing Day tahun 2020 ini yang diijinkan disaksikan langsung penonton di stadion, sedangkan klub lainnya tidak diperbolehkan. Kedua tim itu adalah Liverpool dan Everton.

The Guardian melaporkan alasannya mengapa hanya dua tim itu yang diperbolehkan disaksikan oleh penonton. Karena Liverpool, kota kedua tim itu bermarkas, kondisinya relatif sudah bisa dikendalikan penyebaran virus Covid-19.

Selamat Hari Natal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun