Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu, Sensus Penduduk Pertama di Dunia, dan Kelahiran Yesus

25 Desember 2020   09:04 Diperbarui: 25 Desember 2020   09:08 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yesus lahir (satuharapan.com)


Secara kebetulan atau memang sudah diatur sedemikian rupa, ternyata ada dua hari penting yang sangat berdekatan perihal kasih seorang ibu kepada anaknya.

Pemerintah melalui keputusannya menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Gagasan untuk diadakannya peringatan Hari Ibu itu muncul untuk pertama kalinya pada saat diadakannya Kongres Perempoean III pada tahun 1938. 

Sedangkan Kongres Perempoean pertama yang digelar pada 22-25 Desember 1928 itu dihelat karena pada masa-masa itu (kolonial Hindia-Belanda), kaum perempuan Indonesia dianggap lebih rendah derajatnya dibandingkan dengan kaum yang satu lagi, yaitu lelaki.

Untuk itulah mereka berkongres untuk memperjuangkan derajat kaum hawa agar dapat disamakan dengan kaum adam. Banyak cerita yang mengisahkan jika kaum hawa hanya dijadikan perhiasan kaum adam.

Banyak juga kekerasan yang dilakukan kepada mereka, dari KDRT, kekerasan seksual, perlakuan sewenang-wenang, dan sebagainya.

Dalam hal pekerjaan, kaum wanita juga sering dinomorduakan ketimbang kaum pria. Wanita hanya dianggap hanya bertugas untuk melahirkan, menyusui, dan melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari.

Selain memperbincangkan masalah-masalah tersebut di atas, Kongres Perempoean pertama juga memperbincangkan masalah-masalah seperti kawin paksa, perceraian, pernaduan, perkawinan anak di bawah umur, dan pendidikan bagi kaum hawa.

Mereka memperjuangkan semuanya itu, termasuk pendidikan yang pada masa itu, wanita dilarang menuntut ilmu tinggi-tinggi karena toh mereka akhirnya akan di rumah saja?

Sedangkan Hari Ibu di dunia lainnya, ditetapkan antara lain untuk mengenang kesedihan lantaran ditinggal pergi suami-suami ke medan perang.

Di Qatar, diadakannya Hari Ibu adalah untuk menghormati seseorang sosok ibu.

Di Malawi, Hari Ibu juga ditetapkan untuk menghormati beliau yang sudah berjuang mengangkat keluarga dari jurang kemiskinan.

Sedangkan di Thailand, Hari Ibu diselenggarakan sekaligus untuk menandai Hari Ulang Tahun Ratu Sirikit yang sangat dihormati.

Dan sepertinya menurut saya, Indonesia menetapkan Hari Ibu 22 Desember berdekatan dan ada hubungannya dengan Hari Kelahiran Yesus Kristus, pada 25 Desember, alias Hari Natal.

Seperti tertulis di Alkitab Perjanjian Baru, Yesus lahir di Betlehem, di Tanah Yudea, dari seorang perawan yang bernama Maria. Kisah kelahiran Yesus yang bukan berasal dari hubungan antara laki-laki dan wanita itu terutama nya terdapat di Kitab Injil Matius dan Lukas.

Matius mencatat Yesus dilahirkan pada jaman Raja Herodes berkuasa, pada saat itu orang-orang Majus dari timur melihat bintang yang cemerlang. Maka orang-orang Majus itu dengan kompas dari bintang-bintang itu menuju dan mencari dimana seorang bayi kudus dilahirkan.

Kaisar Agustus pada waktu itu memerintahkan untuk mengadakan sensus penduduk di seluruh dunia. Dalam sejarah, ini adalah pertama kalinya digelar sensus di dunia.

Pada saat sensus itu, tiba saatnya Maria untuk bersalin. Pada saat itu Maria dan suaminya Yusuf berjalan dari satu penginapan ke penginapan lainnya, tetapi mereka semua mengatakan "sudah penuh". Maka tibalah Yusuf dan Maria di sebuah kandang domba.

Maria pun melahirkan bayi mungil Yesus di kandang yang sederhana itu. Kelahirannya di kandang domba dan keledai, men simbol kan jika Yesus Yang Maha Suci lahir bersama-sama kita umat manusia di tempat yang sederhana.

Setelah sejumlah gembala mendapatkan kabar dari para Malaikat jika Juru Selamat Yesus telah lahir, maka mereka berbicara satu sama lain untuk pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti apa yang telah diberitahu para Malaikat tadi.

Raja Herodes lantas memerintahkan orang-orang Majus itu menuju ke Betlehem dengan mengikuti petunjuk bintang. "Jika kalian menemuinya, beritahu aku supaya aku juga dapat menyembah Dia," kata Herodes.

Maka pergilah orang-orang Majus dan mereka berhasil menemukan bayi mungil Yesus . Berbaring di palungan didampingi ibunya Maria.

Orang-orang Majus itu lantas bersujud menyembah Dia dan mempersembahkan kepada Nya emas, kemenyan, dan mur.

Karena mendapat mimpi agar tidak kembali ke Herodes, maka pulanglah orang-orang Majus itu negerinya melalui jalan lain.

Di dunia nyata, kasih ibu begitu sangat mulia dan suci. Pengorbanannya tidak terkira untuk kita semua. Maka Indonesia pun memperingati Hari Ibu pada setiap tanggal 22 Desember, yang berdekatan dengan Hari Natal, hari kelahiran Yesus Kristus.

Dimana Maria menunggui Yesus dibungkus dengan kain lampin dan berbaring di dalam palungan.

Selamat Hari Natal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun