Ibaratnya kucing dan anjing yang tak pernah akur satu sama lain, bahkan selalu bermusuhan. Memang itu pandangan yang ditujukan kepada dua bangsa yang bertetangga, Israel dan Palestina.
Sering mendengar nama "Filistin" di gereja atau dari Alkitab, setelah dewasa barulah tersadar jika "Filistin" yang dituju di sana adalah tidak lain dan tidak bukan adalah Palestina.
Apa pun yang terjadi dalam politik jaman modern ini antara Israel dan Palestina memang sangat menyedot perhatian dunia.
Ketika belum sadar kalau Palestina itu Filistin, kisah hubungan kedua negara mereka sangat menarik.
Dalam Alkitab dinyatakan jika Saul, Raja Israel, sangat ketakutan dengan Goliath, orang Filistin yang berpostur tinggi besar mirip raksasa. Namun ada seorang pemuda Israel yang bernama Daud lantas dapat mengalahkan Goliath hanya dengan menggunakan senjata katepel nya.
Lantas pria Israel yang bernama Samson yang mempunyai kekuatan dan tenaga yang luar biasa, pada akhirnya dapat dilumpuhkan oleh Delilah (wanita Filistin) dengan cara memotong rambut Samson, itulah kunci kelemahan Samson.
Dalam Kitab Ibrani orang Israel memandang kaum Filistin itu sebagai kaum yang paling misterius, akan tetapi tak pelak beberapa arkeolog Israel mengadakan penelitian tentang kaum Filistin itu. Mereka ingin mengetahui dengan pasti darimana asalnya mereka. Kapan bermukim atau menjadi "satu RT" dengan Israel.
Para arkeolog sempat berteori jika keberadaan orang-orang "tidak disunat" itu setidaknya sudah ada pada abad ke 12 Sebelum Masehi.
Dan ditemukan bukti jika orang-orang Filistin ini berasal dari Pulau Kreta, di wilayah Yunani sekarang.
Apakah permusuhan "anjing dan kucing" ini sudah mereda kini?
Belum. Hingga masa modern ini, orang-orang Israel masih saja mengganggap orang-orang Filistin itu sebagai bangsa yang paling misterius.
Israel menjadi bangsa yang dikerubungi bangsa-bangsa Arab terutamanya. Hal itu lantaran Palestina dan negara-negara Arab memiliki persamaan yaitu beragama Muslim.
Apakah karena itu, Israel masih musuh dengan tetangganya, atau kah itu hanya politis saja?
Namun di masa era pandemi Covid-19 ini, ternyata bangsa Arab satu per satu mulai membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Uni Emirat Arab menjadi negara pertama yang "berkhianat". Disusul lantas oleh Bahrain, Sudan, dan Maroko.
Negara kita, Indonesia pun menjadi topik hangat media-media dalam negeri Israel dan dunia, lantaran disinyalir Indonesia pun bakal mulai membuka pintu bagi negara yang disebut dengan Yahudi itu.
Selain Indonesia, media Israel seperti Jerusalem Post, juga menyebut-nyebut Oman yang bakal membuka hubungan diplomatik dengan Yahudi.
Di sini lantas timbul masalah. Sudah lekat sekian lamanya, Indonesia selalu memberikan dukungan kepada Palestina untuk berdiri sendiri.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menegaskan jika Indonesia tak akan membuka hubungan diplomatik dengan Yahudi.
Apakah Indonesia juga takut dicap berkhianat seperti yang dicap kepada bangsa-bangsa Arab yang disebutkan di atas tadi?
Setiap pandangan pasti ada pro dan kontra nya. Pernyataan Retno Marsudi itu sangat disayangkan oleh Monique Rijkers, wanita berdarah Yahudi sekaligus pendiri Hadassah Indonesia.
Rijkers menyatakan dengan dibukanya pintu antara Indonesia dan Israel maka justru ini akan membuka kesempatan bagi Indonesia menjalankan peran selaku mediator bagi hasrat Indonesia untuk perdamaian.
"Sangat disayangkan, peran (mediator) ini tidak diambil oleh Indonesia, malahan diambil oleh Amerika Serikat" kata Rijkers.
Selanjutnya Rijkers juga mengatakan pemerintah Indonesia sekarang ini tidak jujur. Belum apa-apa sudah menolak atau berpandangan negatif dulu.
"Bahkan Mesir dan Yordania yang pertama berperang dengan Israel, malah justru sudah duluan," lanjut Rijkers.
Setelah sekian lamanya kontak antara Indonesia dan Israel seperti gunung es (dingin). Inilah saat yang tepat, seperti yang diambil negara-negara Muslim lainnya, membuka pintu.
Peta geopolitik dunia kini sedang menuju ke arah sana. "Jadi kita ikuti saja dan berada di gerbong yang sama," katanya.
Dengan dibukanya pintu, Indonesia dan Israel sama-sama dapat belajar yang saling menguntungkan.
Indonesia bisa belajar teknologi peternakan dan pertanian, sebaliknya Israel akan mengimpor pangan dari Indonesia.
Teknologi informatika juga dapat diserap Indonesia dari Israel untuk keamanan dari ancaman terorisme.
Rijkers juga mengatakan sejauh ini orang-orang Israel sudah berwisata ke negara-negara seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, India, dan Kamboja. Mengapa Indonesia tidak?
Rijkers berharap Presiden Jokowi dapat menciptakan sejarah untuk pertama kalinya. Keuntungan lainnya, investor dari Israel juga akan menanamkan modalnya di Indonesia.
Patut dicatat, Hadassah Indonesia adalah sebuah yayasan untuk edukasi perihal keberagaman khususnya terkait Israel dan Yahudi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H