"Sangat disayangkan, peran (mediator) ini tidak diambil oleh Indonesia, malahan diambil oleh Amerika Serikat" kata Rijkers.
Selanjutnya Rijkers juga mengatakan pemerintah Indonesia sekarang ini tidak jujur. Belum apa-apa sudah menolak atau berpandangan negatif dulu.
"Bahkan Mesir dan Yordania yang pertama berperang dengan Israel, malah justru sudah duluan," lanjut Rijkers.
Setelah sekian lamanya kontak antara Indonesia dan Israel seperti gunung es (dingin). Inilah saat yang tepat, seperti yang diambil negara-negara Muslim lainnya, membuka pintu.
Peta geopolitik dunia kini sedang menuju ke arah sana. "Jadi kita ikuti saja dan berada di gerbong yang sama," katanya.
Dengan dibukanya pintu, Indonesia dan Israel sama-sama dapat belajar yang saling menguntungkan.
Indonesia bisa belajar teknologi peternakan dan pertanian, sebaliknya Israel akan mengimpor pangan dari Indonesia.
Teknologi informatika juga dapat diserap Indonesia dari Israel untuk keamanan dari ancaman terorisme.
Rijkers juga mengatakan sejauh ini orang-orang Israel sudah berwisata ke negara-negara seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, India, dan Kamboja. Mengapa Indonesia tidak?
Rijkers berharap Presiden Jokowi dapat menciptakan sejarah untuk pertama kalinya. Keuntungan lainnya, investor dari Israel juga akan menanamkan modalnya di Indonesia.
Patut dicatat, Hadassah Indonesia adalah sebuah yayasan untuk edukasi perihal keberagaman khususnya terkait Israel dan Yahudi.