Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Beijing Begitu Membenci dan Mengucilkan Muslim Uighur, yang Lain?

15 Desember 2020   09:37 Diperbarui: 15 Desember 2020   15:28 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Dia (Griezmann) tidak hanya berbicara tetapi juga bertindak," kata Simon Chadwick, seorang profesor di industri olahraga Eurasia.

Kabar mengejutkan dan yang belum pernah terjadi sebelumnya menarik perhatian sejumlah media. Apa itu?

Pekanbaru.com, Senin (14/12/2020) melaporkan jika striker Barcelona, Antoine Griezmann, telah memutuskan untuk mengakhiri kesepakatan kontrak dengan Huawei, raksasa teknologi asal Cina.

Dalam Instagramnya Antoine Griezmann (29) mengatakan keputusannya untuk memutuskan kontrak sebagai duta itu karena Huawei telah terlibat dalam tindak pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Cina terhadap kaum Muslim Uighur di Xinjiang.

Pemain Timnas Perancis itu adalah duta merek dari Huawei. 

Kepada Al Jazeera, Chadwick mengatakan kasus atlet yang membatalkan kontrak sponsorship dengan perusahaan Cina itu baru pertama kalinya terjadi.

IPVM, sebuah lembaga di Amerika Serikat mengatakan jika Huawei terlibat dalam hal pengujian deteksi wajah yang dapat mengenali wajah orang-orang Uighur dan mengirimkannya ke kepolisian.

Dari situlah Griezmann mengambil keputusannya.

Dari kalangan atlet, selain pemain yang membawa Perancis juara Piala Dunia 2018 itu, ada juga Khabib Nurmagomedov, juara kelas berat UFC, dan Mesut Ozil yang mengkritik pelanggaran HAM terhadap kaum Muslim Uighur di Xinjiang.

Bahkan Ozil pernah merasakan getahnya. Kendati laga Arsenal di Liga Inggris saat itu disiarkan secara langsung di Cina, akan tetapi nama Ozil sama sekali tidak disebutkan.

Hal tersebut sebagai tindak balasan atas kecamannya terhadap Cina atas kasus Uighur.

Cina memang dihujani kritik dari masyarakat dunia atas perlakuan mereka yang mengucilkan kaum Muslim Uighur yang merupakan minoritas di negeri Tirai Bambu tersebut.

bbc.com
bbc.com
Ada sekitar 11 juta orang kaum Muslim Uighur. Banyak dari mereka beretnis Turki. Mayoritas mereka tinggal di sebelah barat negeri Tirai Bambu itu, propinsi Xinjiang.

Jadi tidaklah heran jika pesepakbola Mesut Ozil yang berdarah Turki dan Muslim mengecam pemerintah Cina.

Setiap masyarakat dunia mengecam apa yang terjadi di sana, pemerintah Cina selalu membantahnya. Seperti sebuah laporan dari PBB yang mengatakan sekitar 1 juta orang Uighur dikumpulkan dalam kamp "pendidikan ulang".

Orang-orang Uighur juga dipaksa belajar Bahasa Mandarin dan meninggalkan keyakinan mereka. Selain penyiksaan fisik dan psikologis lainnya.

Secara total ada sekitar 21 juta umat Muslim di negeri Tirai Bambu itu, termasuk di antaranya berasal dari etnis Hui. Patut diketahui, Laksamana Cheng Ho yang tersohor dalam sejarah itu juga berasal dari etnis Hui. Dengan demikian, Laksamana Cheng Ho merupakan nenek moyang mereka.

Laksamana Cheng Ho tercatat fenomenal sebagai pemimpin pasukan Cina ke Nusantara beberapa abad yang lalu.

Akan tetapi, etnis Uighur mendapatkan tekanan yang super berat dari pemerintah Cina.

Apa pasalnya pemerintah Cina ini begitu membenci kaum Muslimin Uighur?

Ini dikarenakan dulunya kaum Uighur itu dianggap selalu memberontak kepada pemerintah. Selain itu fisik dan muka kaum Uighur juga cenderung mirip dengan dengan ras Turkistan ketimbang dengan orang-orang Cina umumnya.

Orang-orang Uighur tercatat baru tunduk kepada Dinasti Qin pada tahun 1750.

Ketika Perang Dunia ke II meletus, masyarakat Xinjiang berusaha bergabung dengan Uni Soviet.

Namun lantas Cina berhasil memaksa mereka untuk kembali menjadi kedaulatan negeri Panda pada 1949.

Warga Uighur juga dicap ingin melepaskan diri dari Beijing. Itulah cikal bakal mengapa Uighur di Xinjiang dibenci Beijing.

Situasi semakin memburuk. Konon sekitar 10 juta warga Uighur dipersulit untuk membuat paspor.

Di ekonomi, Beijing juga lebih mengutamakan kebijaksanaannya untuk etnis Han.

Sejumlah kelompok Uighur yang memberontak atas diskriminasi itu banyak yang ditembak mati, mereka dituding bagian dari jaringan teroris internasional.

Beijing menuduh ada pihak asing di balik gerakan Uighur. Asing dituduh menghasut Uighur untuk memberontak. Beijing mencap mereka sebagai kaum radikal.

Pada kesempatan pertemuan dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, Duta Besar Cina untuk Indonesia membantah isu-isu yang menyudutkan Beijing.

"Kaum Uighur hidup damai, setiap warga negara bebas menjalankan keyakinannya. Mereka menikmati kebebasan di bawah undang-undang Cina. Kenyataan nya jauh berbeda dengan apa yang dimuat media-media barat," katanya.

Namun pihak WUC, Organisasi Uighur, membantah pernyataannya itu. Mereka mengatakan punya setumpuk bukti bahwa Cina menindas Muslim Uighur sejak lama. "Tudingan Uighur radikal dan bergabung dengan jaringan teroris internasional adalah dusta," kata mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun