Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ternyata, Hindu-Buddha Membawa "Teknologi" dan Warisan bagi Indonesia

11 Desember 2020   10:05 Diperbarui: 11 Desember 2020   10:27 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Nusantara membawa "kemajuan teknologi" tersendiri di masyarakatnya. 

Dulu nenek moyang kita sering berhubungan dagang dengan orang-orang dari luar negeri, seperti dari India, Cina, Arab, atau Timur Tengah.

Hindu-Buddha mulai masuk ke Nusantara pada awal tarikh Masehi.

Orang yang diklaim pertama kali membawa agama Hindu ke Nusantara adalah musafir asal India yang bernama Dwipayana, sedangkan Budhha dibawa oleh pengelana asal Cina yang bernama Fa Hien.

Dengan masuknya kedua agama itu, perlahan-lahan masyarakat Indonesia yang dulunya terdiri dari suku-suku yang hidup berkelompok mulai mengenal adanya pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Raja.

Pada abad ke 4 di Jawa Barat berdiri Kerajaan Tarumanegara yang bernafaskan Hindu-Buddha. Lantas muncul juga di tatar Pasundan ini kerajaan-kerajaan seperti Pajajaran atau Galuh pada abad ke 16 yang bercorak Hindu.

Sedangkan pada abad ke 7 hingga 14 di Sumatera muncul Kerajaan Sriwijaya yang beragama Buddha. Dan di Jawa berdiri Majapahit, dengan Perdana Menteri nya yang terkenal Gajah Mada.

Agama Buddha di Sriwijaya berkembang sangat pesat. Bahkan di sana ada perguruan tinggi agama Buddha yang pernah dikunjungi I Ching asal Cina untuk belajar agama Buddha.

Selain di Sumatera Selatan, Sriwijaya juga menguasai wilayah Kamboja sekarang dan Jawa Tengah.

Majapahit dengan Maha Patih nya Gajah Mada menguasai hampir seluruh wilayah yang disebut Indonesia sekarang ini, juga wilayah Asia Tenggara.

Gajah Mada memang legendaris, dia bercita-cita ingin mempersatukan seluruh Nusantara, dan bersumpah tidak akan makan buah Palapa sebelum cita-citanya itu terwujud.

Datangnya pengaruh Hindu-Buddha ke Nusantara mau tak mau hal tersebut meninggalkan warisan budaya yang bercorak unik yang bernafaskan Hindu-Buddha, seperti yang masih dapat kita temukan sampai saat ini berupa candi-candi dan bangunan lainnya.

Siapa yang tak kenal dengan karya seni luar biasa seperti candi Borobudur yang bahkan masuk menjadi salah satu dari 8 keajaiban dunia.

Begitu pun dengan candi Hindu seperti Prambanan.

Dari penemuan-penemuan yang luar biasa itu membuktikan jika pengaruh Hindu-Buddha sudah menancap sangat kuat di Indonesia.

Selain bentuknya yang berbeda, kita dapat membedakan mana candi Hindu dan mana candi Buddha. Dalam fungsinya, candi Hindu digunakan sebagai tempat makam. Sedangkan candi Buddha berfungsi sebagai tempat pemujaan.

Setelah datangnya kedua agama itu di Nusantara, penduduk Indonesia dalam perjalanannya lantas memeluk salah satu dari agama itu. Sebelumnya, mereka menganut faham animisme dan dinamisme.

Animisme adalah pemujaan kepada leluhur, sedangkan dinamisme adalah pemujaan kepada benda-benda. Kedua bentuk pemujaan itu sampai kini belum hilang seluruhnya, masih dapat kita temui satu dua di antaranya. Cukup menarik.

Masyarakat Indonesia juga sudah mulai mengenal perhitungan kalender. Karena Hindu-Buddha membawanya, yaitu apa yang disebut dengan Kalender Saka. Hal tersebut berguna untuk memudahkan menentukan hari-hari suci, upacara keagamaan, dan hari-hari penting lainnya.

Hindu-Buddha juga merubah sistem pembayaran dalam perdagangan. Jika sebelumnya, menggunakan sistem barter, datangnya Hindu-Buddha masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut dengan mata uang.

Dengan mata uang, maka teknologi bertambah maju, karena praktis dan mudah dibawa kemana saja. Kekurangan dalam sistem barter ini mereka yang menukar barang belum tentu suka dengan barang yang ditukarkan, atau dengan kata lain sistem ini tidak mempunyai standar yang baku.

Kemajuan teknologi lain yang dipengaruhi masuknya Hindu-Buddha juga dalam sistem pemerintahan. Jika sebelumnya, dalam suatu kelompok paling-paling dipimpin oleh seorang Kepala Suku, maka dalam Hindu-Buddha pemerintahan dipimpin oleh seorang Raja.

Dengan sistem politik ini, maka peraturan atau perundang-undangan menjadi lebih nyaman.

Dalam sistem pemberian gelar atau nama jabatan, maka nama-nama yang berasal dari Bahasa Sansekerta (India) sangat mempengaruhi.

Dalam masa Hindu-Budha ini seni sastra dan tulisan mulai berkembang. Sebelumnya, orang-orang Indonesia memang mengenal Huruf Palawa dan Bahasa Sansekerta yang berasal dari India. Mereka juga bisa menulis dan membaca.

Berkembangnya seni sastra dalam jaman Hindu-Buddha ini ditandai dengan adanya tulisan yang berisi cerita tentang Ramayana dan Mahabharata, dan lainnya.

Teknologi berkembang lagi, dengan adanya tulisan maka segala peraturan yang dibuat Raja dapat dicatat dan dibaca oleh masyarakat atau "Kepala Daerah", bawahan Raja.

Dalam perkembangannya kemudian, beberapa kata Bahasa Indonesia juga diambil dari Bahasa Sansekerta. Diperkirakan ada sekitar 800 kata-kata Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Sansekerta.

Di antaranya: mahasiswa, budaya, dewi bumi, karunia, restu, bahagia, dan sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun