Datangnya pengaruh Hindu-Buddha ke Nusantara mau tak mau hal tersebut meninggalkan warisan budaya yang bercorak unik yang bernafaskan Hindu-Buddha, seperti yang masih dapat kita temukan sampai saat ini berupa candi-candi dan bangunan lainnya.
Siapa yang tak kenal dengan karya seni luar biasa seperti candi Borobudur yang bahkan masuk menjadi salah satu dari 8 keajaiban dunia.
Begitu pun dengan candi Hindu seperti Prambanan.
Dari penemuan-penemuan yang luar biasa itu membuktikan jika pengaruh Hindu-Buddha sudah menancap sangat kuat di Indonesia.
Selain bentuknya yang berbeda, kita dapat membedakan mana candi Hindu dan mana candi Buddha. Dalam fungsinya, candi Hindu digunakan sebagai tempat makam. Sedangkan candi Buddha berfungsi sebagai tempat pemujaan.
Setelah datangnya kedua agama itu di Nusantara, penduduk Indonesia dalam perjalanannya lantas memeluk salah satu dari agama itu. Sebelumnya, mereka menganut faham animisme dan dinamisme.
Animisme adalah pemujaan kepada leluhur, sedangkan dinamisme adalah pemujaan kepada benda-benda. Kedua bentuk pemujaan itu sampai kini belum hilang seluruhnya, masih dapat kita temui satu dua di antaranya. Cukup menarik.
Masyarakat Indonesia juga sudah mulai mengenal perhitungan kalender. Karena Hindu-Buddha membawanya, yaitu apa yang disebut dengan Kalender Saka. Hal tersebut berguna untuk memudahkan menentukan hari-hari suci, upacara keagamaan, dan hari-hari penting lainnya.
Hindu-Buddha juga merubah sistem pembayaran dalam perdagangan. Jika sebelumnya, menggunakan sistem barter, datangnya Hindu-Buddha masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut dengan mata uang.
Dengan mata uang, maka teknologi bertambah maju, karena praktis dan mudah dibawa kemana saja. Kekurangan dalam sistem barter ini mereka yang menukar barang belum tentu suka dengan barang yang ditukarkan, atau dengan kata lain sistem ini tidak mempunyai standar yang baku.
Kemajuan teknologi lain yang dipengaruhi masuknya Hindu-Buddha juga dalam sistem pemerintahan. Jika sebelumnya, dalam suatu kelompok paling-paling dipimpin oleh seorang Kepala Suku, maka dalam Hindu-Buddha pemerintahan dipimpin oleh seorang Raja.