Di klub yang berjuluk Si Nyonya Tua itu pun Rossi belum sempat main selama 8 tahun karena cedera.
Setelah 3 kali naik meja operasi untuk lututnya, Rossi dipinjamkan ke klub Serie A lainnya, yaitu Como, namun Como lantas degradasi.
Setahun setelah itu, Rossi lantas mencetak 21 gol di klub barunya, Vicenza. Karenanya Vicenza pun lantas naik kasta dan bermain di Serie A.
Namanya naik daun ketika dia mendapatkan sepatu emas dua musim berturut-turut. Torehan 24 golnya, membuat dia menjadi orang pertama yang mendapatkan sepatu emas dua musim beruntun.
Sinarnya itu memincut Enzo Bearzot, pelatih Timnas Italia. Dia dipanggil untuk memperkuat Timnas di Piala Dunia 1978. Si kurus pun mengemas tiga gol.
Sangat disayangkan kemudian, pria kelahiran 23 September 1956 itu digadang-gadang terlibat dalam skandal "Totonero" saat dia membela Perugia.
"Skandal Totonero" adalah skandal perjudian atau pengaturan skor.
Skandal yang dibeberkan pada 23 Maret 1980 itu melibatkan beberapa klub seperti Palermo dan Taranto (Serie B) dan Avellino, Bologna, Perugia, Lazio, dan AC Milan (Serie A).
Rossi pun dikenai sanksi larangan 3 tahun tidak boleh berkecimpung di sepakbola. Namun setelah mengajukan banding, sanksinya dikurangi hingga hanya dua musim dilarang berhubungan dengan sepakbola.
Piala Eropa 1980 dia tidak bisa ikut karena hukumannya itu. Banyak media mencerca keburukannya. Rossi sendiri mengaku tidak tahu menahu mengenai hal itu dan mengaku tidak terlibat skandal.
Usai sanksi dilakoninya, Rossi kembali menandatangani kontrak dengan Juventus. Serta dia dipanggil memperkuat Timnas ke Piala Dunia Spanyol 1982.