Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jika Bukan karena Hal Ini, Paolo Rossi Tidak Akan Menjadi Legenda Piala Dunia

11 Desember 2020   09:01 Diperbarui: 11 Desember 2020   09:30 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paolo Rossi (edition.cnn.com)


Baru saja dua pekan lalu, dan hingga kini masih terasa kepedihan atas meninggalnya "Dewa" sepakbola, "Hand of God" Diego Armando Maradona dalam usianya yang ke 60. Kamis (10/12/2020) dunia sepakbola juga berduka lagi.

Legenda sepakbola dunia, khususnya Italia, juga kehilangan seorang pahlawan, yang menutup mata untuk selama-lamanya. Paolo Rossi (64 tahun), pahlawan Italia di Piala Dunia 1982 meninggal dunia oleh sebab yang belum diketahui.

Nama Paolo Rossi, pria kelahiran Prato, Italia,  melangit ketika tampil mengejutkan dan menjadi top scorer Piala Dunia 1982 Spanyol.

Dengan 6 gol yang dikemasnya, sekaligus Rossi membawa negaranya, Italia, keluar sebagai juara Piala Dunia 1982.

Dalam fase grup (Grup C), Paolo Rossi agak diremehkan. Italia pun lolos dengan nilai minimal, bahkan hampir-hampir tersingkir. 1-1 melawan Peru, 1-1 melawan Kamerun, dan menang 2-1 atas Argentina.

Usai laga ke 4 Rossi mulai dilirik dunia, dia menjadi pahlawan. Italia mengalahkan tim unggulan Brasil dengan skor 3-2. Ketiga gol negeri Pizza dicetak oleh hattrick Paolo Rossi.

Inilah yang meloloskan negeri Pizza itu ke babak knock-out.

Di semifinal, Rossi kembali beraksi, dia mencetak dua gol ketika menyingkirkan Polandia dengan skor 2-0.

Italia pun akhirnya menjadi juara dunia setelah di partai puncak menundukkan Jerman dengan skor 3-1. Rossi yang sempat dilarang bermain sepakbola, mencetak gol pembuka melawan tim yang dijuluki der panzer tersebut.

Jadi bisa dicatat, jika tahun itu (1982), merupakan tahun-tahun emasnya. Selain menjadi pemain paling yang bersinar, top scorer dengan 6 gol, Paolo Rossi juga diganjar sebagai pemain terbaik Eropa (Ballon d'Or.).

Rossi semula bergabung dengan Juventus. Akan tetapi sebelumnya, dia dilarang keras oleh orangtuanya, bahkan ayahnya sempat meminta tolong kepada komunitas gereja membujuk anaknya agar tidak bergabung dengan Juventus.

Di klub yang berjuluk Si Nyonya Tua itu pun Rossi belum sempat main selama 8 tahun karena cedera.

Setelah 3 kali naik meja operasi untuk lututnya, Rossi dipinjamkan ke klub Serie A lainnya, yaitu Como, namun Como lantas degradasi.

Setahun setelah itu, Rossi lantas mencetak 21 gol di klub barunya, Vicenza. Karenanya Vicenza pun lantas naik kasta dan bermain di Serie A.

Namanya naik daun ketika dia mendapatkan sepatu emas dua musim berturut-turut. Torehan 24 golnya, membuat dia menjadi orang pertama yang mendapatkan sepatu emas dua musim beruntun.

Sinarnya itu memincut Enzo Bearzot, pelatih Timnas Italia. Dia dipanggil untuk memperkuat Timnas di Piala Dunia 1978. Si kurus pun mengemas tiga gol.

Sangat disayangkan kemudian, pria kelahiran 23 September 1956 itu digadang-gadang terlibat dalam skandal "Totonero" saat dia membela Perugia.

"Skandal Totonero" adalah skandal perjudian atau pengaturan skor.

Skandal yang dibeberkan pada 23 Maret 1980 itu melibatkan beberapa klub seperti Palermo dan Taranto (Serie B) dan Avellino, Bologna, Perugia, Lazio, dan AC Milan (Serie A).

Rossi pun dikenai sanksi larangan 3 tahun tidak boleh berkecimpung di sepakbola. Namun setelah mengajukan banding, sanksinya dikurangi hingga hanya dua musim dilarang berhubungan dengan sepakbola.

Piala Eropa 1980 dia tidak bisa ikut karena hukumannya itu. Banyak media mencerca keburukannya. Rossi sendiri mengaku tidak tahu menahu mengenai hal itu dan mengaku tidak terlibat skandal.

Usai sanksi dilakoninya, Rossi kembali menandatangani kontrak dengan Juventus. Serta dia dipanggil memperkuat Timnas ke Piala Dunia Spanyol 1982.

Pemanggilan nya itu memicu banyak kritik, yang mencela pemanggilan itu sebagai tidak tepat sasaran, banyak yang meragukan kemampuan si kurus.

Namun justru, di tahun itulah Rossi mengejutkan dunia dan menjadi pahlawan Italia.

Jika tidak ada Rossi, Italia tidak akan tercatat dalam sejarah sebagai peraih Piala Dunia 1982.

Sesuatu kisah nyata yang sangat fenomenal. Bayangkan seandainya Rossi menjalani sanksi tiga tahun dengan tidak mengajukan banding, maka namanya tidak akan menjadi legenda seperti sekarang ini.

Dijatuhi sanksi pada 1980, bandingnya diterima, menjadi hanya dua tahun. Sehingga pas dilakoni, dia pun membela negaranya dan menjadi pahlawan yang tak akan terlupakan!

Namun sosok itu kini telah tiada, selamat jalan Paolo Rossi. Namamu dan permainanmu abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun