APODETI adalah juga salah satu partai besar di Timor Timur yang ingin menjadi NKRI, begitu pun dengan UDT (Persatuan Demokrat Timor Timur).
Lebih lanjut Adam Malik mengatakan yang merebut Dili adalah milisi pro Indonesia yang meminta bantuan militer Indonesia.
Akan tetapi melalui radio yang ditangkap di Darwin, Fretilin berteriak meminta bantuan ke Australia. Mereka mengatakan "Lakukan sesuatu.... lakukan sesuatu....! Kami akan dibunuh!".
Pada akhirnya, Indonesia pun "aman" menjadikan "Si Anak Hilang" sebagai propinsi nya yang ke 27 pada tahun 1978 setelah secara keseluruhan Timor Timur dianeksasi Indonesia.
"Si Anak Hilang" disebutkan oleh Presiden RI ke 2 Soeharto, merujuk kepada wilayah itu yang bekas koloni Portugis dimana mayoritas Nusantara berbau Belanda.
Pihak Australia umumnya sangat menyesalkan apa yang terjadi di Bumi Lorosae, seperti apa yang diungkapkan Menteri Luar Negeri nya, Andrew Peacock, dari Canberra.
Selain menyesalkan apa yang terjadi, terutama karena jatuhnya banyak korban, Perdana Menteri Australia Gough Whitlam usul untuk mengatasi masalah itu perlu adanya perundingan antara pihak-pihak yang terkait di Timor Timur dengan mediasi dari PBB.
Pihak yang terkait yang dimaksud adalah pihak Portugis dan Indonesia.
Setelah perundingan antara Indonesia dan Portugal gagal, maka Indonesia mendekati PBB.
Pada 5 Mei 1999 terjadi kata sepakat antara Indonesia dan Portugal untuk menyelenggarakan sebuah referendum dengan mediasi PBB. Itulah apa yang kita kenal sebagai New York Agreement.
Untuk mengawal kesepakatan antara Portugal dan Indonesia itu, PBB lantas membentuk UNAMET (United Nations Mission in East Timor) pada 11 Juni 1999.