Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Facebook dan Instagram Blokir Foto Habib Rizieq Shihab?

13 November 2020   10:05 Diperbarui: 13 November 2020   17:20 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Habib Rizieq Shihab (cnnindonesia.com)

Habib Rizieq Shihab tiba kembali di tanah air. Kedatangannya begitu sangat dielu-elukan para pendukungnya. Akses jalan yang menuju Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (10/11/2020) mengular kendaraan-kendaraan yang hendak menyambut sang Imam.

Akan tetapi tidak terlihat di antara para penyambut itu Prabowo Subianto, padahal Prabowo sudah berjanji jika memenangi Pemilihan Presiden tahun 2019 silam bakal menyambut "Sang Raja" Habib Rizieq Shihab sekira Ketua FPI itu mendarat di Bandara.

Sudah dapat diterka mengapa demikian adanya. Apa pasal? Karena Prabowo sekarang sudah "mengabdi" kepada Presiden Joko Widodo. Dimana secara kasat mata, Habib Rizieq Shihab memang berseteru dengan Jokowi.

Apa jadinya dan apa pandangan orang-orang jika Prabowo menjadi salah satu penyambut Sang Imam?

Hal tersebut dapat dimaklumi, seandainya Prabowo bukan apa-apanya Pak Jokowi. Prabowo bakalan dianggap kurang ajar dan tidak tahu balas budi kepada Pak Jokowi jika menyambut Sang Imam.

Senada, tapi dengan kata lain, mantan Wakil Ketua Umum Gerindra, Arif Poyuono, mengatakan Prabowo sekarang segaris dengan Pak Jokowi, Prabowo berada dalam lingkaran kekuasaan. "Dia tidak enak kalau menjemput," kata Poyouno, Kamis (12/11/2020).

Di sinilah sulitnya politik orang dewasa. Seperti diketahui, Habib Rizieq Shihab adalah pendukung utama pasangan Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres lalu.

"HRS suporter utama Prabowo-Sandiaga, bisa-bisa Prabowo di reshuffle atau dicopot jabatannya oleh Pak Jokowi jika berani menjemput HRS," kata Poyuono.

Dalam politik, ini alasan yang sangat jelas.

Berhubungan dengan kedatangan kembali HRS, mencuat kabar ke permukaan, jika foto pendiri FPI HRS tidak ditemui di media sosial. Pasalnya, dua media sosial yaitu Instagram dan Facebook sudah menghapusnya.

Orang-orang pun bertanya-tanya mengapa Facebook dan Instagram menghapus foto HRS?

Beberapa sumber mengatakan hal tersebut dikarenakan HRS sudah masuk dalam daftar teroris yang dibuat oleh TRAC, ini adalah lembaga pemantau teroris internasional.

Dalam akun Twitternya, Kamis (12/11/2020), Permadi mempertanyakan mengapa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil malah ingin menemui HRS untuk sowan padahal TRAC sudah memasukkan FPI sebagai organisasi teroris.

Penyataan Permadi itu dipertanyakan warganet kebenarannya, apakah FPI masuk daftar teroris di TRAC atau hanya sekedar mengada-ada atau hoaks?

"Bukan, bukan hoaks, silakan cek," jawab Permadi.

Netralnews yang memuat laporan tersebut lantas melacak situs TRAC yang dikatakan Permadi. Memang ditemukan jika situs itu aktif, dan FPI memang dicatat sebagai teroris di database mereka.

Kalau memang teroris kenapa tidak ditangkap, malah disambut?

Sementara itu, Pihak Kepolisian RI mengaku kaget karena HRS ditandai "Red Notice" oleh Interpol selama HRS masih di Arab Saudi.

Brigjen Awi Setyono, Karo Penmas Divisi Mabes Polri, mengklaim jika dirinya baru mengetahui jika HRS Red Notice di Arab Saudi dari media, bukan laporan langsung.

"Saya malah baru dengar dari kalian," kata Awi, Rabu (11/11/2020) ditujukan kepada para wartawan.

Sebelumnya HRS sempat menceritakan jika keinginan pulangnya ke Indonesia menghadapi hambatan terkait tingkah laku yang dibuatnya dulu di Indonesia. Pihak Arab Saudi menyatakan jika HRS adalah buronan pemerintah Indonesia.

"Saya dianggap buronan, saya juga dibilang orang politik yang selalu membuat kekacauan dimana-mana, ini juga bakal berbahaya untuk keamanan Saudi," kata HRS, Selasa (10/11/2020) di YouTube Front TV.

HRS juga menceritakan sikap pemerintah Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi tidak akan campur tangan lebih jauh jika tidak ada laporan orang-orang dari petinggi di Indonesia.

Entah sudah atau belum mengetahui siapa-siapa saja petinggi Indonesia yang dimaksud Saudi tadi, HRS enggan menuding si A si B atau si C. "Tapi ini ada, laporan ini bukan dari orang biasa. Ini dari pejabat tinggi. Kalau dari orang biasa, Saudi tidak akan mau menanggapi," jelas HRS.

HRS juga mencoba menjelaskan kepada Saudi jika perkara hukumnya di Indonesia sudah selesai dan tidak dipermasalahkan lagi. "Jika ingin bukti, saya punya SP3," ujar HRS.

SP3 ini surat yang menyatakan perkara hukum sudah tidak dipermasalahkan lagi.

"Anda kabur dari Indonesia karena terjerat kasus hukum" kata otoritas Saudi. "Ini SP3, silakan Anda baca," jawab HRS.

"Lho ini kan Anda tidak punya perkara hukum lagi, mengapa Anda koq masih tetap dianggap bersalah?". Itu jawaban pihak Saudi, kata HRS.

Apa yang akan dilakukan HRS setelah dia berada kembali di tanah air, setelah tiga setengah tahun dia di negeri orang?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun