Masih kepada YouTube Yussa Nugraha, dia mengatakan bahwa sebenarnya sejak kecil Shayne mengidolakan nama-nama seperti Lionel Messi, Zinedine Zidane, dan Ronaldinho.
"Namun sama dengan posisi saya sebagai bek (kiri), saya mempunyai idola Marcelo Vieira, Jordi Alba, dan Alphonso Davies," katanya.
Tampil konsisten bersama FC Telstar dengan mencetak dua gol dan tiga assist dari sebelas kali main di semua ajang, banyak potensi Shayne bakal dilirik tim-tim dari Eredivisie, bahkan di benua biru lainnya.
"Saya sudah mendengar berita-berita tentang Indonesia, suatu kehormatan jika saya dipanggil memperkuat Indonesia, saya akan langsung katakan, ya," kata Shayne.
Memasuki musim keduanya di FC Telstar, Shayne kecil dan remaja mulai mengenal si kulit bundar pada usia 5 tahun, Shayne lantas bergabung dengan Ajax Amsterdam U-8, U-9, dan U-10.
U-13 dilakoninya bersama FC Utrecht. Setelah masa kontraknya yang sepuluh tahun jatuh tempo, dia baru masuk FC Telstar dan selalu menjadi pilar pelatih Andries Jonker.
Bekal untuk mewujudkan keinginannya berseragam Merah Putih sudah ada, ayahnya kan berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Kini tinggal bergantung kepada keputusan Shin Tae-yong, pelatih Indonesia asal Korea.
Jika Shin Tae-yong memanggilnya, maka kehadiran Shayne Pattynama bakalan mengalirkan "darah segar" bagi skuat Merah Putih. Gelaran Piala AFC tahun depan sudah menanti.
Bagaimana coach Shin?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H