Ole Gunnar Solskjaer dapat sedikit menarik napas panjang, usai dia membuktikan jika timnya dapat mengalahkan Everton dengan skor 3-1 pada lanjutan Premier League di Goodison Park, Sabtu (7/11/2020) malam WIB.
Apa pasal. Teristimewa akibat dua kekalahan beruntun sebelumnya yang dialami MU, yaitu 1-2 melawan Istanbul Basaksehir di Liga Champions dan Arsenal 0-1 di Liga Inggris. Sebelum kick off itu, MU berada di peringkat ke 15. Sehingga sangat riskan untuk turun ke zona degradasi.
Lawannya, Everton juga tidak bisa dianggap mudah. Mereka mencuri start sangat bagus, dari 7 laga awalnya di semua kompetisi mereka meraih hasil sempurna.
Gagal mempersembahkan yang terbaik melawan Everton, tak pelak bos MU, Ed Woodward, akan langsung memanggil Mauricio Pochettino untuk menggantikan Solskjaer.
Tapi ada orang lain yang juga diincar selain Pocchettino, mereka adalah Julien Nagelsmann yang sekarang menangani RB Leipzig.
Hal tersebut menandakan betapa gerahnya para pendukung tim berjuluk Setan Merah itu.
Paska kemenangan melawan Everton, beberapa orang menyebutkan jika posisi Solskjaer masih aman karena para petinggi klub mendukungnya.
"Anda perlu konsisten dengan tim," kata legenda Setan Merah Rio Ferdinand menanggapi posisi Solskjaer apakah aman atau tidak di MU.
Mantan MU lainnya Robin Van Persie juga mengatakan dia lebih suka Solskjaer untuk tetap bertahan di MU.
Dapat ditarik kesimpulan, jika posisi Solskjaer masih cukup aman di Old Trafford, karena berhasil mengantongi kemenangan pada laga pekan ke 8 itu.
Alhasil dengan kemenangan itu, posisi MU terdongkrak ke peringkat ke 13 dengan 10 poin.
Akan tetapi siapa nyana, ternyata kemenangan itu harus dibayar cukup mahal bagi Old Trafford.
Ole Gunnar Solskjaer menyalahkan jadwal padat timnya. Laga melawan Everton tadi menyebabkan tiga pilarnya mengalami cedera. Luke Shaw, Victor Lindelof, dan Marcus Rashford.
"Luke Shaw cedera hamstring, Rashford bahunya, dan Lindelof pada punggungnya," kata Solskjaer kepada MUTV.
Selain ketiga pilar itu, Solskjaer juga menyesalkan tidak turunnya David de Gea di bawah mistar di Liga Champions, karena bermasalah di pahanya.
Kasihan sekali pria asal Norwegia ini.
Ole Gunnar Solskjaer sangat menyesalkan keputusan FA yang menjadwalkan MU bertanding lebih awal, padahal MU baru saja melakoni Liga Champions.
"Mengapa jadwal harus jam setengah satu siang (waktu setempat). Ini adalah jam makan siang. Kenapa tidak di hari Minggu nya? Ini sungguh candaan yang tidak lucu," kata Solskjaer.
Sebagai manajer, pria berusia 47 tahun itu tentu tahu betul kondisi timnya. Beberapa kompetisi harus dilakoni, apalagi dia kerap mendapatkan tekanan jika tim asuhannya mengalami kekalahan.Â
Dalam laga melawan Everton misalnya, publik hanya mengetahui jika MU menang dengan 3-1. Bruno Fernandes dipuji karena mencetak dua gol dan memberikan satu assist. Sedangkan Edinson Cavani juga berhasil menciptakan gol pertamanya sejak dia ditransfer dari Paris Saint-Germain dengan status cuma-cuma.
Termasuk saat bentrok Everton, pemain asal Uruguay itu baru tampil 5 kali. Kesemuanya sebagai pemain pengganti. Cavani (33) juga baru turun di menit ke 81 ketika MU bentrok Everton tadi, dan mencetak gol di injury time (90+5).
Akan tetapi kini sang manajer Solskjaer dikalahkan jadwal padat yang dibuat FA. Solskjaer memprotes FA. Kasihan sekali.
Sendirian?
Tenyata Solskjaer tidak sendirian menghadapi masalah ini. Dua klub elit lainnya, yaitu Liverpool dan Manchester City juga mengeluhkan hal yang sama.
Manajer Liverpool, Juergen Klopp, turut mendukung "marah-marahnya" Solskjaer kepada FA. Kendati Liverpool dan City memiliki jeda yang lebih banyak ketimbang MU (setelah melakoni Liga Champions), akan tetapi kedua manajer tim itu, masing-masing Klopp dan Pep Guardiola menyatakan kualitas laga menurun, karena pemain masih kelelahan.
Seperti diketahui, bigmatch terjadi di pekan ke 8, Senin (9/11/2020), Liverpool dan City bermain imbang 1-1.
"Setelah bermain 10-15 menit, setiap pemain ngos-ngosan," kata Klopp.
Klopp dan Guardiola lantas meminta agar aturan pergantian pemain sebanyak 5 kali dikembalikan agar setiap klub dapat lebih leluasa merotasi pemain untuk menghindari cedera.
Sebelumnya, memasuki musim Premier League 2020/21 ini, FA menerapkan regulasi 3 kali pergantian pemain.
Menurut saya tim-tim "bangsawan" macam MU, Liverpool, atau City masih lebih beruntung dengan regulasi 3 kali pergantian pemain, karena tim-tim semacam itu elit, mereka memiliki lebih banyak skuat ketimbang tim-tim non-elit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H