Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mereka yang Pro-Indonesia Rela Harakiri sebagai Bukti Cintanya kepada NKRI, Pahlawan?

8 November 2020   10:02 Diperbarui: 8 November 2020   10:04 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mereka yang pro Indonesia (kisahtimortimur.wordpress.com)


Secara de facto, Republik Demokratik Timor Leste (dahulu Timor Timur) diakui sebagai sebuah negara pada 20 Mei 2002. Namun kemerdekaan itu mereka raih setelah melalui perjalanan panjang.

Seperti diketahui, Timor Timur adalah satu-satunya "bagian" dari Indonesia yang dijajah Portugal, ketika bagian Indonesia lainnya sangat dipengaruhi oleh bangsa Eropa lainnya yaitu Belanda.

Dijajah Portugal sejak abad ke 16, kelompok di sana yang menamakan dirinya Fretilin (Front Revolusi Kemerdekaan Timor Timur) menyatakan kemerdekaannya pada 28 Nopember 1975. 

Namun setelah tanggal itu, 9 hari kemudian, Indonesia mengirimkan militernya ke sana untuk mengklaim jika Timor Timur adalah bagian dari Indonesia, atau provinsi ke 27.

Tak pelak dengan itu terjadilah konflik panjang antara Fretilin dengan militer Indonesia.

Bimbang dengan apa yang terjadi, maka dengan disponsori PBB, mereka mengadakan referendum, memilih berdiri sendiri atau lepas dari Indonesia?

Pada kenyataannya, mereka (78 persen) memilih untuk merdeka dari Indonesia.

Setelah referendum tersebut milisi anti Kemerdekaan Timor Timur dengan dukungan militer Indonesia memporak-poranda kan Bumi Lorosae. 1.400 orang dibunuh dan 300.000 penduduk dipaksa mengungsi ke Timor Barat.

Ada kisah mengharukan yang terjadi di Bumi Lorosae ini. 

Dikutip dari Pos Kupang, orang-orang yang pro Indonesia itu ternyata memilih nekat bunuh diri ketimbang mereka loyo untuk menghabisi musuh akibat didesak oleh teman-temannya yang pro kemerdekaan. Mereka menembak diri diri mereka sendiri.

Ternyata harakiri dikenal bukan di Jepang saja. Harakiri adalah tindakan bunuh diri karena si pelaku malu disebabkan gagal dalam menjalankan tugasnya.

Orang-orang yang pro NKRI di Bumi Lorosae juga mengenal harakiri sebagai bukti cintanya kepada Indonesia. Sulit dipercaya, namun itulah faktanya.

Jika pahlawan Indonesia lainnya yang berjuang mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah yang penghabisan menghasilkan sesuatu kemerdekaan bagi Indonesia. Namun apa daya, titik darah penghabisan yang mereka kucurkan gagal.

Dalam artian, Timor Leste akhirnya dapat menikmati kemerdekaannya. Langkah berikutnya setelah merdeka dari Indonesia, mereka mewujudkan mimpinya menjadi anggota Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN.

Permohonan Timor Leste menjadi anggota ASEAN akhirnya diterima. Mereka menjadi anggota yang ke 11.

Timor Leste dan Filipina adalah dua negara ASEAN yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

Hingga dua dekade setelah merdeka, Timor Leste masih lah terseok-seok dalam perekonomian mereka. Tiada sesuatu yang dapat mereka nikmati, hanya kemerdekaan!

Bahkan rilis terbaru dari UNDP (United Nations Development Programme) menempatkan Timor Leste di urutan ke 152 dari 162 negara termiskin di dunia. Global Hunger Index juga menempatkan Timor Leste sebagai negara terlapar kedua di dunia setelah Chad di Afrika Tengah.

Kekayaan mereka berupa minyak bumi dan gas hampir habis. Mereka terpaksa menjadi negara yang banyak berutang dan belas kasihan negara lain.

Memanfaatkan situasi ini, sejumlah institusi asing memancing di air keruh. Mereka memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Mantan Presiden Timor Leste Ramos Horta sempat marah-marah dan dimuat di koran The Oukosi Post September lalu. 

Presiden kedua Timor Leste itu mengecam pemerintah dan BCTL (Banco Central Timor Leste) atau Bank Sentral Timor Leste sebagai diam saja dan bungkam terhadap bunga kejam yang diberlakukan institusi asing.

Institusi yang dimaksud adalah BUMN asal Indonesia yaitu BRI, Bank Mandiri, ANZ, dan BNU yang mengenakan bunga 16 persen.

Rakyat Timor Leste tidak akan sanggup membayar utang dan bunganya. Hal tersebut sangat menghambat pembangunan Timor Leste ke depannya, kata Ramos.

Selain mengecam Pemerintah dan BCTL, Ramos Horta juga menyalahkan dunia mengapa virus Covid-19 sampai masuk ke negaranya.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 oleh Caitin McGee, seorang jurnalis asal Selandia Baru bekerja sama dengan New Zealand Foundation mendapatkan jika terjadi kesenjangan yang nyata antara Dili, ibukota Timor Leste dengan kota-kota pinggiran yang kumuh dan memilukan.

Faktor-faktor kemiskinan di sana disinyalir selain karena konflik politik juga sejumlah korupsi yang cukup tinggi.

Namun ada fenomena menarik selepas mereka merdeka, ternyata Bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah-sekolah ketika masa pendudukan Indonesia (1975-1999) masih kentara, dan belum pudar. Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang Timor Leste itu menggunakan empat bahasa.

Bahasa Indonesia dipergunakan untuk bahasa pergaulan dan bahasa perdagangan, bahasa Portugis sebagai bahasa pemerintahan, bahasa Tetun (bahasa lokal setempat) dan Bahasa Inggris.

Sampai saat ini, orang-orang di sana bahkan sering melihat tayangan film, sinetron, lagu-lagu, dan berita dari televisi Indonesia lewat televisi berbayar.

Kabarnya mereka lebih menyukai film-film dan sinetron berbahasa Indonesia ketimbang Bahasa Portugis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun