Rakyat Timor Leste tidak akan sanggup membayar utang dan bunganya. Hal tersebut sangat menghambat pembangunan Timor Leste ke depannya, kata Ramos.
Selain mengecam Pemerintah dan BCTL, Ramos Horta juga menyalahkan dunia mengapa virus Covid-19 sampai masuk ke negaranya.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 oleh Caitin McGee, seorang jurnalis asal Selandia Baru bekerja sama dengan New Zealand Foundation mendapatkan jika terjadi kesenjangan yang nyata antara Dili, ibukota Timor Leste dengan kota-kota pinggiran yang kumuh dan memilukan.
Faktor-faktor kemiskinan di sana disinyalir selain karena konflik politik juga sejumlah korupsi yang cukup tinggi.
Namun ada fenomena menarik selepas mereka merdeka, ternyata Bahasa Indonesia yang diajarkan di sekolah-sekolah ketika masa pendudukan Indonesia (1975-1999) masih kentara, dan belum pudar. Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang Timor Leste itu menggunakan empat bahasa.
Bahasa Indonesia dipergunakan untuk bahasa pergaulan dan bahasa perdagangan, bahasa Portugis sebagai bahasa pemerintahan, bahasa Tetun (bahasa lokal setempat) dan Bahasa Inggris.
Sampai saat ini, orang-orang di sana bahkan sering melihat tayangan film, sinetron, lagu-lagu, dan berita dari televisi Indonesia lewat televisi berbayar.
Kabarnya mereka lebih menyukai film-film dan sinetron berbahasa Indonesia ketimbang Bahasa Portugis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H