Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apa yang Dinikmati Rakyat Timor Leste? Hanya Kemerdekaan!

25 Oktober 2020   10:02 Diperbarui: 25 Oktober 2020   10:12 4139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rakyat Timor Leste (makassar.tribunnews.com)


Arti sebuah kemerdekaan nampak begitu penting bagi rakyat Timor Leste (dahulu Timor Timur). 

Tanpa memikirkan secara matang, melalui suatu referendum yang disponsori PBB, mayoritas rakyat di Bumi Lorosae memilih untuk menikmati kemerdekaan, lepas dari penjajahan Indonesia.

Nama Timor Timur lantas diganti dengan Timor Leste (Republik Demokratik Timor Leste) setelah mereka secara resmi diakui sebagai sebuah negara pada 20 Mei 2002.

Pada 28 Nopember 1975 Fretilin menyatakan kemerdekaan Bumi Lorosae dari penjajahan Portugis yang telah menduduki mereka semenjak abad ke 16.

Akan tetapi, selang 9 hari setelah tanggal itu, militer Indonesia memporak-poranda kan Bumi Lorosae. Indonesia menjadikan Bumi Lorosae sebagai bagian dari mereka, yaitu provinsi ke 27.

Presiden Soeharto sempat meresmikan Patung Kristus Raja yang terletak di bukit Fatucama, sebelah timur Kota Dili setinggi 27 meter. Patung yang kini menjadi destinasi wisata itu merupakan patung tertinggi kedua dunia setelah Patung Christ The Redemeer di Brasil setinggi 36 meter.

Ya betul dugaan Anda, angka 27 adalah simbol bahwa Bumi Lorosae adalah bagian dari Indonesia, provinsi ke 27.

Waktu berlalu, 21 tahun kemudian, Timor Leste dikategorikan sebagai negara terlapar kedua di dunia setelah Chad (Afrika Tengah) oleh Global Hunger Index.

Data terbaru dari UNDP (United Nations Development Programme) menempatkan Timor Leste di urutan ke 152 negara termiskin dari 162 negara.

Sila bandingkan PDB (Produk Domestik Bruto) antara Indonesia dan Timor Leste. Data per Desember 2019, PDB Indonesia adalah 4.174,9 USD sedangkan Timor Leste adalah 2.357 USD.

Laporan Bank Dunia April 2020 menyebutkan kondisi perekonomian Timor Leste semakin memburuk imbas pandemi Covid-19.

Global Hunger Index melaporkan persentase bayi-bayi yang baru dilahirkan di Timor Leste yang mengalami malnutrisi semakin meningkat. Bayi-bayi mereka lemah dan kurus kering.

Setengah dari populasi di Timor Leste juga mengalami apa yang disebut dengan dwarfisme (kekerdilan). Akibat malnutrisi tersebut anak-anak di Timor Leste terancam banyak mengalami stunting.

Ketika memutuskan lepas dari Indonesia, sebenarnya mereka memiliki minyak bumi dan gas yang terbenam di Laut Timor. Akan tetapi kini sumber penghidupan itu cadangannya semakin menipis.

Untuk dapat hidup, mereka terpaksa harus menjadi negara pengutang, dan dari belas kasihan negara lain.

"Hari ini kami mempunyai kemerdekaan, tapi kami miskin, kami tidak mempunyai sandang dan pangan," ujar Fortunado D'Costa, seorang warga Timor Leste kepada Caitin McGee.

Yang disebut terakhir, Caitin McGee, adalah seorang jurnalis dari Selandia Baru. McGee mengajak Asia New Zealand Foundation menggelar suatu penelitian di Dili pada tahun 2017 lalu.

Para peneliti itu menemukan adanya kesenjangan yang lebar antara Dili, Ibukota Timor Leste, dengan kota-kota pinggiran. Mereka hidup dalam situasi yang begitu kumuh dan memilukan.

Lebih lanjut, D'Costa, warga pinggiran itu, mengatakan jika mereka (orang-orang yang konflik dengan Indonesia) dianggap pahlawan.

"Tapi mereka kini mengkhianati kami, kami diabaikan pemerintah Timor Leste," kata D'Costa.

D'Costa juga mengatakan jika orang-orang Timor Leste yang pro Indonesia mengalami nasib yang lebih baik dari mereka. 

D'Costa juga mengatakan Ramos Horta (Presiden ke 2 Timor Leste setelah merdeka dari Indonesia) dan kolega-koleganya telah melupakan mereka.

Dalam sejarahnya, milisi anti Kemerdekaan Timor Timur yang didukung militer Indonesia mengadakan tindakan bumi hangus setelah Timor Timur menggelar referendum yang memilih merdeka dari Indonesia.

Seribu empat ratus rakyat Timor Timur dibunuh dan tiga ratus ribu orang dipaksa mengungsi ke wilayah Timor Barat.

Kemiskinan Timor Leste ini dipicu juga salah satunya akibat konflik politik dan tingkat korupsi yang banyak terjadi di sana.

Perekonomian negara ini dalam sejumlah sektor masih sangat tergantung dari dua negara tetangganya yaitu Indonesia dan Australia, terutama untuk produk-produk impor.

Ramos Horta sempat mencak-mencak. Hal tersebut dikarenakan Timor Leste terjebak pinjaman dari sejumlah institusi yang menerapkan bunga yang tinggi untuk pengembaliannya.

Sejumlah institusi yang beroperasi di Timor Leste antara lain BRI (Bank Rakyat Indonesia), Bank Mandiri, dan ANZ Bank. Ramos Horta mencak-mencak karena bank-bank tersebut selain memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi juga memberikan pinjaman paling sedikit.

Artikel kemarahan Horta itu dimuat di The Oukosi Post pada 11 September 2020. The Oukosi Post menuliskan keheranan Horta mengapa Pemerintah dan Bank Sentral tutup mulut soal bunga yang mencekik itu. 

"Bunga yang kejam ini membunuh sektor swasta di Bumi Lorosae dan menjadi penghambat utama bagi pembangunan" kata Horta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun