Para pengamat Inggris mengatakan itulah cara Tirai Bambu untuk memuluskan OBOR mereka.
Republik Demokratik Timor Leste juga dimasukkan dalam OBOR Cina, sejak tahun 2017.
"Mereka (jurnalis) orang-orang konyol," kata Ramos Horta kepada Global Times, merujuk kepada tulisan mereka yang mengatakan Timor Leste sudah masuk dalam jebakan Cina.
Akan tetapi, Ramos Horta menambahkan mereka (para jurnalis) konyol itu bukan dari Indonesia dan Australia yang notabene bersahabat dengan Timor Leste.
"Biang keladinya jurnalis Jepang Suzuki-San, jurnalis Jepang selalu obyektif dan tidak ingin berpura-pura tentang Cina," tambah Horta.
Suzuki-San yang bekerja untuk media massa Nikkei itu bahkan menulis jika Cina juga akan menempatkan militernya di Timor Leste, bukan saja memuluskan OBOR-nya.
Secara geografis menurut Suzuki-San, Timor Leste merupakan lokasi yang strategis secara militer karena berada di perlintasan Samudra Hindia, Pasifik, dan Australia.
Tidak terima dengan tulisan itu, Ramos Horta mengatakan Bumi Lorosae bersifat terbuka kepada siapa saja. Menurutnya, Bumi Lorosae mendapatkan banyak kunjungan kapal-kapal perang dari Perancis, Australia, dan Amerika Serikat yang berlabuh.
"Semua disambut. Tidak ada yang luar biasa," ujarnya.
Horta juga menjelaskan pinjaman dari Cina bukanlah yang terbesar, baru 400 juta USD. Dari Korea Selatan 700 juta USD. "Yang terbesar adalah dari Perancis," pungkasnya.
Setelah melalui berbagai tahapan dan konflik, pada akhirnya rakyat Timor Leste lebih memilih untuk merdeka dari Indonesia. Mereka tidak ingin negaranya menjadi bagian dari provinsi Indonesia yang ke 27 kala itu.