Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Para Akademisi Ini Tidak Setuju Nama Provinsi Jawa Barat Diganti Sunda, Mengapa?

15 Oktober 2020   10:02 Diperbarui: 15 Oktober 2020   11:53 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Para tokoh Sunda menggelar acara yang dihadiri para tokoh yang berasal dari Jawa Barat. 

Dalam acara bertajuk "Dialog Aspirasi Pengembalian Nama Provinsi Jawa Barat Menjadi Provinsi Sunda" dan dilangsungkan di Perpustakaan Ajip Rosidi, Bandung, Senin (12/10/2020), hadir para "sesepuh".

Mereka antara lain Acil Bimbo, Erni Sumarni, Prof Ginanjar, Avi Taufik, dkk. Membahas wacana soal desakan agar Provinsi Jawa Barat diganti namanya menjadi Provinsi Sunda.

Merunut kepada penggantian itu, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad yang turut hadir mengatakan dia sebagai anggota MPR turut menampung aspirasi masyarakat, dan nantinya jika rencana ini sudah gol, maka dia akan menghubungi Bapak Presiden Joko Widodo untuk meminta persetujuan beliau.

Mantan Gubernur Gorontalo dua periode ini turut mendukung keinginan para tokoh Jawa Barat untuk mengganti nama menjadi Provinsi Sunda atau Provinsi Tatar Sunda. Fadel Muhammad juga mencontohkan Provinsi lainnya.

Sebagai mantan "bos" Gorontalo, dia tahu betul Gorontalo merupakan satu-satunya provinsi di Sulawesi yang tidak memakai nama Sulawesi (Sulawesi Selatan, Tenggara, dsb).

Fadel juga menyebut-nyebut Provinsi Papua di Irian Barat, atau Provinsi Banten yang dulunya bagian dari Jawa Barat. "Sejarah Gorontalo ini sama dengan sejarah Banten," katanya.

Dalam sambutannya, Fadel menghimbau agar para sesepuh menghubungi juga sesepuh lainnya baik di Jawa Barat maupun di luar Jawa Barat untuk mencari kata sepakat dan dukungan kuat.

Seperti diketahui banyak tokoh-tokoh Jawa Barat yang melanglang buana di luar Jawa Barat, dari politikus, olahragawan, seniman, dsb. Mereka pun memiliki rasa kebanggaan sebagai orang Sunda.

Seperti yang diungkapkan Andri Kartaprawira sebagai ketua dialog, penggantian nama menjadi Provinsi Sunda ini adalah untuk memperkuat jati diri sebagai orang Sunda dan setidaknya ada dalam peta nama Provinsi Sunda.

Dulu ada nama Sunda kecil (yang dimaksud adalah Kalimantan). Dan kepulauan sampai Nusa Tenggara juga disebut Sunda, tapi kini tiada. Hal ini dikatakan oleh anggota DPR RI Erni Sumarni.

Sebenarnya rencana untuk menggelar Kongres Sunda sudah dijadwalkan pada tahun 2020 ini, akan tetapi karena terhadang oleh maraknya wabah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, maka rencana itu jadi batal.

Andri mengatakan jika suatu waktu jadi digelar, maka itu akan menjadi Kongres Sunda ke 2 yang digelar sesudah kemerdekaan RI. Gelaran Kongres Sunda yang pertama pernah diadakan pada tahun 1956.

Berandai-andai, apakah Anda mengetahui (jika Anda bukan orang Sunda) beberapa kalimat Bahasa Sunda? 

Hatur nuhun, yang artinya terimakasih.

Hese pisan, itu artinya susah sekali.

Namun ada juga yang tidak setuju jika Provinsi Jawa Barat diganti dengan Provinsi Sunda, alasannya hal tersebut akan mempersempit wilayah kebudayaan.

Hal tersebut dikatakan oleh Gugun Gunardi, Kepala Prodi Sastra Sunda Universitas Padjadjaran Bandung. Menurut Gugun, wilayah Jawa Barat ini tidak seluruhnya didominasi oleh kebudayaan Sunda, tapi sudah berasimilasi dengan kebudayaan Jawa.

Gugun menyebutkan wilayah Ciayumaja (Cirebon, Indramayu, dan Majalengka) yang sudah campuran dalam bahasa, kebudayaan, maupun kesenian.

Seperti yang pernah kita saksikan, penduduk yang tinggal di wilayah perbatasan itu mereka memiliki dialek dalam berbahasa yang "campur sari" antara Sunda dan Jawa, maklum dekat dengan Jawa Tengah.

Begitu pun dengan wilayah perbatasan Jawa Tengah, misalnya Brebes, yang juga campur sari dengan kebudayaan dan Bahasa Sunda.

Seperti lepasnya Banten dulu dari Jawa Barat, perubahan nama ini juga berpotensi lepasnya daerah lainnya seperti Ciayumaja.

"Ciayumaja berpotensi menjadi provinsi tersendiri," kata Gugun, Selasa (13/10/2020) di Bandung.

Gugun mengatakan perubahan nama ini harus juga melihat konsekuensi lain yang bakal muncul. Yang penting bukannya perubahan nama, tapi bagaimana kebudayaan dan bahasa yang berkembang di daerah itu.

Gugun mencontohkan di Cirebon ada bahasa Cirebon, ini adalah Jawa Barat. Maka jika diganti namanya menjadi Provinsi Sunda, maka mereka akan menuntut wilayah mereka menjadi provinsi tersendiri.

Dengan memakai nama Provinsi Jawa Barat , maka beragam kebudayaan yang ada di wilayah ini menjadi beragam dan menjadi milik orang Jawa Barat.

Gugun menjelaskan di Cirebon ada banyak kekayaan kebudayaan yang unik, seperti topeng, batik, makam Sunan Gunung Jati, Kasepuhan Cirebon, dan sebagainya.

"Bisa saja saya nanti disebut tidak 'nyunda'. Tapi kata siapa?. Jika diganti menjadi Provinsi Sunda maka wilayah Ciayumaja akan lepas, padahal banyak yang bisa dibanggakan dari wilayah itu," kata Gugun yang tidak setuju jika nama Provinsi Jawa Barat diganti dengan nama Provinsi Sunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun