Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

dr. Lula Kamal: Jaga Jarak dan Pakai Masker Ibarat Suami-Istri, Jangan Diceraikan

11 Oktober 2020   10:03 Diperbarui: 11 Oktober 2020   10:07 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Saya yakin sebagian besar dari Anda tentu mengenal siapa itu dr. Lula Kamal, pada intinya dia adalah seorang praktisi kesehatan dan public figure yang dikenal cukup luas.

Dalam acara "Protokol 3M Cegah Covid-19" yang dihelat di Jakarta, Jum'at (9/10/2020), wanita blasteran Sunda, Arab, dan Betawi itu mengatakan bahwa dia tahu memakai masker itu kagok. Sebagaimana kita senangnya itu kumpul-kumpul.

"Namun dengan 3M Anda itu sudah menjadi pahlawan," katanya.

Sebagaimana mana diketahui serta dianjurkan, 3M adalah kunci penting untuk menolak penularan Covid-19. Disebut kunci utama, masyarakat tidak punya pilihan lain karena belum tersedianya vaksin serta minimnya fasilitas kesehatan yang ada.

Sebagaimana praktisi kesehatan lainnya, dr. Lula Kamal, M.Sc. menyatakan jika masker sudah lembap apalagi kotor, maka harus segera diganti dengan yang kering.

Baik dalam pemakaian masker medis atau pun masker kain, dr. Lula Kamal mengatakan bahwa masker harus diganti dengan yang baru pada setiap empat jam sekali.

"Karena dalam waktu empat jam, masker akan lembap yang membuat fungsinya akan menurun," kata wanita kelahiran Jakarta, 10 April 1970 (50) itu.

Menurutnya, penyebab lembapnya masker itu karena bernapas atau berbicara. Dokter lain mengatakan penyebab masker lembap juga bisa diakibatkan bersin, batuk, dan kena hujan.

Terlebih memasuki musim hujan seperti sekarang ini, muncul himbauan dari otoritas kesehatan tentang penggunaan masker di musim hujan. Apa pasal?

Karol Sikora, mantan pejabat di program kanker WHO, mengatakan kala musim hujan orang harus membawa masker cadangan jika bepergian ke manapun.

Sikora menjelaskan alasannya, jika masker terkena air hujan, maka akan lembap. Masker lembap itu akan menyebabkan masker kurang efektif dalam memfilter virus Covid-19.

Karol Sikora menganjurkan kepada pemerintah setiap negara agar memberikan edukasi dan informasi kepada warganya tentang penggunaan masker di kala musim penghujan seperti sekarang ini.

Semua masker, baik masker kain buatan sendiri, masker medis, atau pun masker berharga mahal, sama saja. Jika lembap menjadi kurang berfungsi.

Anjuran yang sama disarankan oleh dr Simon Clarke, seorang ahli biologi di University of Reading. Clarke mengatakan masker yang lembap karena apa pun, harus segera diganti dengan yang kering.

Batuk, bersin, bernapas, berbicara, atau terkena air. Itulah penyebab masker lembap.

"Saya selalu membawa masker cadangan jika bepergian untuk cadangan sewaktu-waktu basah" katanya.

Pendapat yang serupa datang dari Tim Spector, seorang profesor epidemiologi di King's College, London, Inggris.

Organisasi Kesehatan Dunia WHO memberi panutan kapan saatnya mengganti masker. Yaitu ketika masker itu sudah lembap dan kotor.

Dalam hal masker Scuba, dr Lula menyarankan agar tidak memakainya. Masker Scuba ini hanya menggunakan 1 lembar kain. Bahan pembuatnya bisa melar sehingga droplet bisa masuk melalui pori-pori kain.

3M adalah Mencuci tangan (dengan sabun), Menjaga jarak dan Memakai masker.

Secara khusus, dr Lula menekankan 2M yang dari Menjaga jarak dan Memakai masker. Mengapa?

Menjaga jarak juga menjadi bagian penting. Dr Lula mengibaratkan pelaksanaan Menjaga jarak dan Memakai masker itu seperti layaknya sepasang suami-isteri.

"Seperti suami-isteri,  jangan diceraikan. Karena selama belum ada vaksin, itu pegangan kita. Mencuci tangan itu bonus," kata wanita yang juga artis dan pembawa acara itu.

Bayangkan, ketika seseorang makan di ruangan yang tertutup dan ber AC, maka tentunya masker harus dibuka dulu. Maka Menjaga jarak ini harus benar-benar diperhatikan.

"Nah, di sini cuma menjaga jarak dan mencuci tangan lah pegangan kita. Jaga jarak lah yang efisien 2 meter. Karena kita tidak menggunakan masker," pungkasnya.

Dalam PSBB Jilid II yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, salah satu butir poin peraturan Kepgub ada dicantumkan, restoran atau rumah makan dilarang dine in (makan di tempat).

Restoran atau rumah makan tersebut hanya diperbolehkan pesan antar atau makanannya dibawa pulang.

PSBB Jilid II Anies itu berlangsung pada 14 hingga 27 September 2020. Dianggap berhasil, PSBB ini lantas diperpanjang dari 28 September hingga 11 Oktober 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun