G4 G1 L5 adalah rumus yang diterapkan Kementerian Kesehatan. Rumus itu total jumlah konsumsi dari Gula per harinya maksimal 4 sendok makan (50 mg), Garam per harinya maksimal 1 sendok teh (2000 mg), dan Lemak per harinya 5 sendok makan (67 gram).
Ketiga komponen itu memang bermanfaat untuk tubuh. Gula mengandung karbohidrat, garam mendukung kerja otot dan menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan Lemak sebagai sumber energi.
Akan tetapi jika dimakan berlebihan, ketiga komponen itu akan membahayakan. Gula menyebabkan diabetes atau obesitas. Garam menyebabkan hipertensi. Dan Lemak menyebabkan kolesterol tinggi.
Berapa gram dalam seharinya Anda mengonsumsi GGL dari makanan atau minuman seperti biskuit, ayam goreng, mie instan, coca cola?
Di kemasan makanan atau minuman umumnya terdapat informasi kandungan-kandungan apa saja dan jumlahnya. Bacalah baik-baik.
Dengan maksud sebagai edukasi kepada masyarakat, baru-baru ini BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI meluncurkan logo "Pilihan Lebih Sehat" yang dicantumkan di makanan atau minuman tertentu yang memenuhi syarat.
Untuk minuman, kandungan gula yang terdapat di dalamnya maksimal 6 gram per 100 ml nya. Sedangkan untuk kelompok pasta dan mie kandungan maksimal garam nya adalah 900 mg per 100 gram, lemak maksimal 20 gram per 100 gram.
Dalam Webinar "Cara Cerdas Memilih Produk Pangan" bersama Nestle Indonesia, Rabu (30/9/2020), perwakilan BPOM, Yusra Egayanti, mengatakan dicantumkannya logo tersebut untuk menekankan bahwa produk itu lebih baik dikonsumsi dibandingkan dengan makanan atau minuman lainnya.
"Dalam dalam batas wajar. Jika berlebihan tentunya bukan lagi Pilihan Lebih Sehat" kata Egayanti.
Belum lama diluncurkan, apakah logo ini sudah ada dicantumkan?
Jawabannya sudah ada. Misalnya pada produk-produk seperti Bear Brand, Dancow UHT, dan Milo UHT.
Data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Kementerian Kesehatan tahun 2018 menyebutkan 5 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi gula lebih dari 4 sendok makan (konsumsi tertinggi ada di Yogyakarta).
53 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi lebih dari 1 sendok teh garam (tertinggi di Jakarta).Â
Dan 27 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi lebih dari 5 sendok makan lemak (tertinggi di Jakarta).
Pemahaman label makanan penting bagi konsumen untuk memilih dan memilah makanan sebagai salah satu cara menjaga kesehatan. Cara lainnya adalah dengan beraktivitas fisik dan menghindari rokok.
Statistik juga menunjukkan PTM (Penyakit Tidak Menular) akibat berlebihan mengonsumsi GGL itu menyumbang angka kematian sebesar 68 persen secara global.
Cut Putri Ariane, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, mengatakan orang Indonesia lebih banyak mengonsumsi makanan olahan atau fast food sebanyak 32,7 persen ketimbang sumber makanan lain seperti susu, telur, sayur-sayuran, atau padi-padian.
Asupan gula, garam, dan lemak yang tinggi menurut Ariane juga menyebabkan angka obesitas di Indonesia meningkat tajam. Riskesdas tahun 2018 obesitas Indonesia meningkat 14,8 persen dari 21,8 persen.
Menurut Ariane, pencegahan PTM itu adalah dengan cara menjaga keseimbangan asupan kalori dan energi yang dikeluarkan.
Dr Rimbawan, seorang akademisi dari Institut Pertanian Bogor mengapresiasi apa yang dilakukan BPOM itu.
Pemberian logo yang dilakukan BPOM kepada dua kelompok produk itu (minuman dan mie instan atau pasta) sangat tepat karena kedua produk tersebut sangat besar dicari untuk dikonsumsi masyarakat.
Pencantuman logo itu bermanfaat kepada masyarakat sebagai informasi lebih jelas tentang mutu gizi pangan, sehingga dengan adanya logo Pilihan Lebih Sehat masyarakat dapat lebih bijak memilih pangan (yang lebih sehat).
Yang penting dengan adanya logo itu konsumen menjadi lebih teredukasi mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang untuk mengurangi risiko PTM.
Dari segi bisnis hal tersebut juga membawa manfaat dan mendapatkan sikap yang positif.
Seperti apa yang dikatakan oleh Debora Tjandra Kusuma, Direktur Corporate Affairs dari Nestle Indonesia.
"Sebagai produsen makanan dan minuman kami harus meningkatkan produk demi kesehatan," katanya.
Langkah yang diambil perusahaan produsen makanan dan minuman adalah mengurangi kandungan GGL itu untuk kesehatan individu sekarang dan di masa mendatang.
Adapun logo yang dimaksud berbentuk tanda centang dilingkari dengan lingkaran yang berwarna hijau. Tulisan Pilihan Lebih Sehat berada di bagian atas. Sedangkan tulisan Dibandingkan Produk Sejenis Bila Dikonsumsi Dalam Jumlah Wajar berada di bagian bawah lingkaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H