Menarik membaca sebuah artikel di media online yang isinya mengungkapkan alasan mengapa orang gila dan gelandangan kebal terhadap virus Covid-19?
Pada prinsipnya semua orang baik dari jenis kelamin pria maupun wanita, baik tua maupun muda berpotensi tertular virus mematikan ini.
Namun dari sekian jumlah mereka yang tertular penyakit ini, sampai saat ini belum ada laporan dari orang gila, orang pasar, dan gelandangan yang terkena.
Saya jadi penasaran, dan sesudah mencari-cari di internet, ada laporan dari Palembang, Sumatera Selatan yang mengatakan seluruh lapisan masyarakat berpotensi tertular Covid-19.Â
Namun data hingga Juli 2020 itu, belum terdata berapa orang dari mereka orang sakit jiwa, gelandangan, pengamen dan tunawisma yang terkena Covid-19.
Menurut Tim Gugus Tugas Sumatera Selatan itu, sampai saat ini belum terdata dari golongan kaum proletar yang terkena virus itu.Â
Mereka pun sebenarnya sama seperti orang-orang lainnya, bahkan lebih berisiko karena mereka tidak mengikuti aturan protokol kesehatan 3M. Mencuci tangan, Mengenakan masker, Menjaga jarak.
Mengapa mereka (Tim Gugus Tugas) belum mempunyai data dari "kaum terbuang"?Â
Juru bicara Satgas Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Palembang Yudhi Setiawan menyimpulkan tidak adanya data dari kelompok mereka yang tertular Covid-19 karena mereka belum melakukan test swab.
"Mereka jarang berinteraksi di luar kelompok mereka, ini mungkin sebabnya mereka belum terkena," tuturnya.
Lalu apa alasannya sampai saat ini belum ada laporan "kaum proletar" itu terjangkit Covid-19?