Ternyata BWF pun akhirnya menyerah. Mereka mengumumkan secara resmi menunda perhelatan dua tahunan ini.
Sembari federasi bulutangkis dunia itu menunggu tanggal alternatif, keputusan BWF itu ternyata disambut baik oleh sebagian kalangan di tanah air.
Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto mengapresiasi keputusan itu. Merasa bersyukur, karena sebelum memutuskan menarik diri, PBSI sebenarnya berharap agar pagelaran Thomas dan Uber dapat ditunda.
Dengan demikian Indonesia masih punya kesempatan untuk tetap berpartisipasi, ke tahun depan. Indonesia masih berpeluang besar untuk meraih Piala Thomas.
"Ada informasi ditunda, belum tahu sampai kapan. Tetapi tahun depan sesudah Olimpiade Tokyo," kata Budiharto.
"Jika itu benar, maka kami bisa fokus ke Olimpiade dulu," lanjutnya.
Menurut Budiharto, kalender BWF akan sangat padat di tahun 2021. Selain Piala Thomas dan Uber, juga ada Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan Piala Sudirman.
Dari Malaysia, Sekjen BAM (asosiasi bulutangkis Malaysia), Kenny Goh, mengaku kecewa dengan keputusan BWF tersebut. Namun demikian dia masih dapat memahami pilihan itu yaitu untuk keselamatan dan kesehatan para pemain.
Malaysia yang meniru Indonesia yang melakukan simulasi menjelang Thomas dan Uber 2020 menyatakan tetap akan melanjutkan simulasi itu (President's Cup) kendati resmi diundur ke tahun depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H