Gol. Di menit ke 59, Kimmich melepaskan umpan lambung ke kotak penalti lawan, Kingsley Coman yang tidak terkawal menyundul si kulit bundar. 1-0 Bayern Munchen unggul.
Itulah gol satu-satunya yang tercipta di partai puncak Liga Champions 2019/20.
Hansi Flick dan Bayern Munchen memang luar biasa, mereka mencatatkan sejumlah penampilan apik di kompetisi paling bergengsi Eropa ini.
Dengan kemenangan pada laga yang digelar di Estadio Da Luz, Lisabon, Portugal, Senin (24/8/2020) WIB dinihari itu, Bayern Munchen menjadi jawara Piala Si Kuping Lebar musim ini.
Sebelum bentrok, kedua tim sama-sama mengincar peraihan tertentu.
Jika menang, Paris Saint-Germain, yang ditangani Thomas Tuchel, mereka akan membukukan quadruple, Liga Champions, Ligue 1, Piala Liga, dan Coupe de France.
Sementara Bayern Munchen treble winner, Liga Champions, DFB Pokal, dan Bundesliga.
Dilihat dari hasil-hasil sebelumnya, laga kedua tim ini memang berjalan alot dan seru.
Jika PSG mempunyai Angel Di Maria, Kylian Mbappe, dan Neymar. Maka Bayern Munchen mempunyai Robert Lewandowski, Serge Gnabry, dan Thomas Mueller.
Terlihat dari hanya satu gol yang tercipta di laga itu, laga memang berjalan ketat.
Sejak kick off, kedua tim bermain langsung terbuka dan menekan.
Beberapa peluang yang membahayakan tercipta dari kedua kubu yang berlaga.
Pada menit ke 53 Serge Gnabry dan Paredes dihadiahi kartu kuning oleh wasit yang memimpin jalannya pertandingan.
Hal tersebut dikarenakan Gnabry melakukan pelanggaran kepada Neymar. Paredes naik pitam dan mencengkeram kaos belakang Gnabry.Â
Rekan-rekan mereka dari kedua tim berupaya melerai dan menenangkan.
Hingga wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, skor 1-0 tetap bertahan milik Bayern Munchen.
Bukan sekedar menjadi juara, namun Die Roten juga meninggalkan sejumlah catatan lainnya.
Dari 11 laga yang dilalui, mereka mengakhirinya dengan kemenangan. Die Roten juga sudah melesakkan bola dengan 43 gol dan cuma kebobolan 8 gol sepanjang Liga Champions musim ini.
Opta mencatat Bayern Munchen menjadi tim pertama sepanjang sejarah Liga Champions yang menjadi juara dengan hasil sempurna, semua dengan kemenangan, dari fase grup, fase knock-out, hingga ke final.
Luar biasanya lagi, di seluruh ajang musim ini, Bayern Munchen tak terkalahkan dari 30 laga yang dimainkan, 29 kali menang dan satu seri.
Mereka juga mencatat 21 kali kemenangan berturut-turut.
Keberhasilan Munchen dalam laga tadi tak lepas dari kecerdikan pelatihnya, Hansi Flick yang memblokir lapangan tengah. Para punggawanya diperintahkan untuk mengunci pergerakan Neymar sehingga lawan menjadi frustasi.
Hansi Flick juga sudah mengenal karakter penjaga gawangnya, Manuel Neuer, yang memang bermain sangat gemilang di laga tadi, sama seperti di laga-laga sebelumnya.
Pada sebuah counter attack hasil kerjasama apik antara Neymar, Mbappe, dan Di Maria, Neymar berlari ke depan dan tinggal berhadapan dengan Neuer.
Akan tetapi dengan kaki kanannya, Neuer mampu memblok bola sepakan Neymar.
Si kulit bundar menjadi mental, Neymar kembali menyepak bola muntah itu. Namun Neuer lagi-lagi dapat memblok si kulit bundar.
Coba Anda bayangkan, jika saja momen tersebut menjadi gol, akhir cerita Si Kuping Lebar ini bisa berbeda.
Neuer setidaknya juga menyelamatkan dua tembakan lainnya yang dilepaskan ke gawang Bayern.
Kedua tembakan itu adalah dari Mbappe yang berhasil ditangkap kiper Timnas Jerman itu dan satu lagi dari Di Maria yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan Neuer.
Jelas sudah kontribusi Neuer bagi timnya dalam laga tadi.
Kehebatan lain dari Die Roten ini adalah mereka menjadi "The Big Three" atau tiga tim yang mampu membukukan setidaknya 500 gol dalam sejarah Liga Champions, di bawah Real Madrid dengan 567 gol dan Barcelona dengan 517 gol.
Gol cerdas dari Kingsley Coman dan satu-satunya untuk kemenangan Die Roten tadi menjadikan mereka meraih gelar Liga Champions ini untuk yang keenam kalinya. Sebelumnya mereka mencatatnya pada tahun 2013, 2001, 1976, 1975, dan 1974.
Ketika sang pelatih Hansi Flick ke tengah lapangan untuk memberikan salam kepada kedua tim, baik PSG maupun Munchen, terlihat momen yang benar-benar mengharukan.
Lewandowski dan Mueller saling berpelukan bersukacita.
Di sudut lain, Neymar tak kuasa menahan kepedihan, dia menangis tersedu-sedu. Rekannya, David Alaba berupaya menghibur pemain asal Brasil itu.
Selamat untuk Bayern Munchen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H