Masih ingat pelawak Nurul Qomar?
Nama panggung Qomar lebih diingat orang ketimbang nama panjangnya pria berdarah Sunda ini.
Qomar mulai dikenal luas karena dia bergabung dengan grup empat sekawan pada era 1990-an. Grup lawak ini selain Qomar, juga Derry, Ginanjar, dan Eman.
Namanya semakin populer ketika pria kelahiran. Jakarta, 11 Maret 1960 (60 tahun) itu menjadi anggota DPR RI dua periode, 2004-2009 dan 2009-2014 untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat. Dia duduk di Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat.
Anak pertama dari 7 bersaudara, ayah Qomar berasal dari Pandeglang, Banten, dan ibunya berasal dari Indramayu, Jawa Barat. Keluarga besar Qomar dari kakeknya bermukim di Cirebon.
Dua kali sudah Qomar ikut kontestasi pemilihan sebagai bakal calon Bupati Cirebon yang diusung oleh Partai Demokrat yaitu pada Pilkada 2013-2018 (kalah di putaran pertama) dan 2018-2023 (dari Partai NasDem, gagal lagi).
Pada tahun 2017 Qomar sempat menjabat rektor Universitas Muhadi Setiabudi Brebes (Umus) selama 10 bulan.
Namun lantas setelah itu nama Qomar muncul ke permukaan, bukan sebagai pelawak, tapi dia dituduh telah memalsukan SKL (Surat Keterangan Lulus) S2 dan S3.
SKL S2 dan S3 dari UNJ (Universitas Negeri Jakarta) itu diserahkannya ke pihak Umus sebagai salah satu syarat diangkat menjadi rektor di perguruan tinggi tersebut.
Namun kemudian diketahui SKL yang diberikan Qomar adalah palsu. Denyut kecurangan ayah dari 5 anak ini mulai tercium ketika dia tidak bisa menunjukkan ijazah S2 dan S3 ketika sebagai rektor dia akan mewisuda para mahasiswanya.
Merasa curiga, pihak Umus mengecek SKL tersebut, hasilnya SKL itu ternyata palsu, Qomar belum lulus dari UNJ.