Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Media Internasional: Indonesia Negara Paling Menakutkan di Ganda Putra

31 Juli 2020   09:07 Diperbarui: 31 Juli 2020   09:10 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Badminton Bites
, sebuah media Amerika Serikat menyebutkan Indonesia menjadi negara yang paling ditakutkan di nomor ganda putra cabang olahraga bulutangkis.

Media tersebut mengatakan setidaknya Indonesia memiliki tiga ganda putra terkuat, masing-masing Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Mereka berperingkat masing-masing ke 1, 2, dan 5 dunia.

Tahun lalu Kevin/Marcus setidaknya merajai 8 gelar BWF, sedangkan Hendra/Ahsan mengantongi treble winner turnamen paling bergengsi di level Super 1000, masing-masing medali emas dari Kekuaraan Dunia di Basel, Swiss, BWF World Tour Finals di Guangzhou, Cina, dan turnamen klasik All England.

Media itu juga menyebutkan, Fajar/Rian akan mengisi podium juara, jika salah satu dari dua pasangan (Kevin/Marcus atau Hendra/Ahsan) absen di salah satu turnamen.

Melihat kekuatan ganda itu, digadang-gadang Indonesia difavoritkan untuk merebut Piala Thomas 2020, lambang supremasi beregu putra.

Putaran final Piala Thomas tahun ini akan dihelat pada 3-11 Oktober nanti di Aarhus, Denmark.

Hitung-hitungan nya adalah jika Indonesia potensial memetik dua angka dari ganda putra, Indonesia tinggal mencuri satu angka lagi dari tunggal, dari Anthony Sinisuka Ginting atau Jonathan Cristie.

Selama ini BWF masih terus memantau perkembangan terbaru sehubungan dengan turnamen-turnamen bulutangkis yang dijadwalkan dihelat di medio akhir tahun ini.

"Kami menyadari kekecewaan dari banyak orang di dunia yang menantikan turnamen digelar kembali, tetapi aturan kesehatan juga kami perhatikan," kata sekretaris BWF, Thomas Lund.

Hal tersebut dikatakan Lund sehubungan dengan pengumuman dibatalkannya empat turnamen yang sedianya digelar pada bulan September mendatang. Keempat turnamen yang dimaksud adalah Japan Open, China Open, Korea Open, dan Taipei Open.

Dibatalkannya keempat turnamen tersebut semakin menambah panjang turnamen yang yang jadwalnya dibatalkan terkait wabah pandemi Covid-19.

Apakah turnamen Indonesia Terbuka bakal dibatalkan lagi?

Seperti diketahui, Indonesia Terbuka menjadi salah satu turnamen yang dibatalkan, dari jadwal semula 16-21 Juni menjadi 17-23 Nopember 2020.

"Masih ada waktu untuk itu," kata Sekjen PBSI Achmad Budiharto di Jakarta, Rabu (29/7/2020).

Senada dengan pertimbangan Thomas Lund yang membatalkan sejumlah turnamen (di bulan September), PBSI juga mempertimbangkan sejumlah aspek kesehatan untuk melindungi pemain, penonton, dan offisial.

Badminton Bites juga menempatkan Anthony Sinisuka Ginting di posisi kedua kandidat peraih medali emas di Olimpiade Tokyo mendatang.

Sedangkan di tempat pertama kandidat peraih medali emas Olimpiade Tokyo sektor tunggal putra, media tersebut memilih Kento Momota dari Jepang.

Jika Ginting (peringkat ke 6 dunia) ditempatkan di urutan kedua kandidat peraih medali emas Olimpiade Tokyo mendatang, pemain Indonesia lainnya, Jonathan Cristie (7 dunia) ditempatkan di urutan ke 4 kandidat peraih medali emas Olimpiade Tokyo.

Media tersebut juga menyebutkan kedua tunggal terbaik Indonesia itu memiliki potensi untuk merepotkan tunggal putra berperingkat satu dunia Kento Momota atau para pebulutangkis top dunia lainnya.

Media itu merinci kelebihan-kelebihan yang dimiliki masing-masing, baik Ginting maupun Jonatan. Dari segi pukulan dahsyat yang dimiliki Ginting, atau pun dari segi ketenangan yang dimiliki Jonatan.

Badminton Bites menyebutkan kelemahan kedua pemain Indonesia itu ada pada masalah konsistensi. Padahal jika Ginting dan Jonatan dapat mengatasi masalah itu mereka bisa merepotkan para pemain top dunia lainnya.

Memang, beberapa waktu lalu, kedua nomor tunggal putra Indonesia ini sempat mengatakan keinginannya untuk fokus ke Piala Thomas mendatang.

"Sangat melelahkan dan bosan mengikuti sampai 3 turnamen dalam sebulan. Bayangkan berapa turnamen dalam setahun yang harus dijalani. Sangat melelahkan," kata Ginting. Ginting dan Jonatan memang sudah dipastikan mengikuti Olimpiade Tokyo.

Kendati Indonesia masih sebagai pemegang rekor terbanyak peraih Piala Thomas, yaitu 13 kali, akan tetapi sudah lama piala lambang supremasi beregu putra itu lepas dari pangkuan pertiwi.

Terakhir kali, Merah Putih menyimpan Piala Thomas di tanah air adalah pada tahun 2002.

Pada partai puncak tahun 2002 yang digelar di Guangzhou, Cina, itu Indonesia mengalahkan Malaysia 3-2.

Indonesia ketinggalan 0-1 terlebih dahulu karena Marleve Mainaky kalah. 

Ganda Candra Wijaya/Sigit Budiarto menyamakan kedudukan menjadi 1-1.

Di partai ketiga Taufik Hidayat kalah. Indonesia ketinggalan 1-2.

Ganda Halim Haryanto/ Tri Kusharyanto menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Hendrawan menjadi penentu keunggulan Indonesia di partai terakhir, dengan mengalahkan Roslin Hashim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun