"Jika bulan Desember itu nanti tidak ada artinya, tidak ada yang bertanya," kelakar Sapardi.
Itulah jawaban sastrawan kelahiran Solo, 20 Maret 2020, Sapardi Djoko Damono, saat diajukan pertanyaan mengapa judul puisinya "Hujan di Bulan Juni"?
Pujangga (bergelar Prof. Dr.) Sapardi Djoko Damono, atau akrab dengan akronim SDD telah berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa pada hari Minggu (19/7/2020) sekitar pukul 09.18 WIB di Rumah Sakit Eka, BSD, Tangerang Selatan.
Sonny Sondakh, salah seorang rekan Sapardi, mengatakan belakangan ini sang penyair memang sering bolak-balik ke Rumah Sakit yang terletak di Propinsi Banten tersebut.
Hal tersebut dikarenakan HB (hemoglobin) beliau anjlok, karenanya diperlukan pemeriksaan.
"Sudah tiga kali pemeriksaan dalam waktu empat bulan terakhir," tutur Sondakh, Minggu (12/7/2020).
"Karena HB nya drop, maka beliau harus ditransfusi secara berkala," lanjutnya.
Sebelumnya, pada Nopember tahun lalu, sang penyair juga sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, karena HB nya juga drop.
Sang pujangga meninggal dunia dalam usia 80 tahun disebabkan karena penurunan fungsi organ usia tua.
Erwin Suyanto, Marketing Communication Manager RS Eka, mengonfirmasi sang penyair meninggal karena penurunan fungsi organ.
Karya-karya puisi beliau sangat disukai dan populer karena sederhana serta penuh makna kehidupan.