Kabar duka datang dari dunia seni Indonesia, komedian sekaligus seniman Betawi Omaswati meninggal dunia karena penyakit diabetes yang diidapnya dalam usia 54 tahun, pada Kamis (16/7/2020) sekitar pukul 19.30 malam.
Wanita kelahiran Jakarta, 3 Mei 1966 itu tidak lain dan tidak bukan adalah kakak dari Mastur dan adik dari Mandra yang sesama komedian.
Keponakan Omas, Ernie, mengonfirmasi Omas menderita penyakit gula atau diabetes. Dio, anak Omas, mengatakan kadar gula ibunya tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Diabetes atau kencing manis memang sudah menjadi momok yang menakutkan bagi manusia karena penyakit ini cikal bakal munculnya atau komplikasi dari penyakit-penyakit lainnya.
Sejumlah penelitian menyebutkan, jika gagal kontrol, penyakit lain akan muncul seperti hipertensi, stroke, jantung, dan demensia. Bahkan kebutaan.
Kencing manis terjadi karena tubuh kekurangan insulin. Adapun fungsi insulin adalah untuk mengelola gula dalam darah.
Maka ketika tubuh kurang insulin, kadar gula darah bisa naik. Seperti yang dialami Omaswati.
Pada 2014 WHO mencatat ada 424 juta jiwa penderita DM di seluruh dunia, termasuk di negara berkembang dan Indonesia. Parahnya, jumlah tersebut menunjukkan tren yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Indonesia berada di urutan ke 5 terbanyak penderita DM (10,7 juta orang)Â per 15 Mei 2020.
Lalu muncul pertanyaan, apakah diabetes dapat disembuhkan?
Mari kita simak. Kalangan medis menyebutkan penyakit kencing manis ini sebagai "silent killer".
Disebut demikian, karena gejalanya muncul dengan perlahan-lahan tanpa disadari penderitanya, sehingga jika diabaikan dapat menimbulkan komplikasi.
Sering, seorang pasien diabetes baru berkonsultasi ke dokter setelah terjadi adanya masalah (komplikasi) pada pembuluh darah, jantung, kerusakan penglihatan, kerusakan kulit, amputasi, atau ginjal.
Anda harus waspada jika timbul hal-hal seperti ini: berat badan turun meski sebelumnya tidak pernah diet (seperti yang dialami Omas), lapar serta capek seharian, selalu ingin minum karena merasa haus terus menerus.
Diabetes tidak dapat sembuh. Seorang pengidap DM akan mengalami penyakit ini seumur hidupnya.
Yang harus dilakukan adalah mengontrol kadar gula darah agar stabil dalam jangka panjang.
"Tidak bisa sembuh, kadar gula harus dikendalikan agar selalu normal," ujar dr Khomimah Sp.PD-KEMH, FINASIM, seorang spesialis penyakit dalam di Primaya Hospital, Bekasi.
Sejumlah pakar kesehatan lain mengatakan kalau gejala bisa ditemukan sejak awal sebenarnya pasien tidak memerlukan obat lagi.
"Jika kadar gula bagus, maka komplikasi juga tidak akan muncul," kata Prof Pradana.
Temuan mengatakan seorang diabetesi memang harus mengonsumsi obat-obatan penurun diabetes dalam jangka panjang bahkan seumur hidupnya. Jika tidak demikian, maka akan mengakibatkan komplikasi.
Hal-hal lain yang harus dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah ini adalah menjaga berat badan yang ideal.
Obesitas atau kegemukan dapat memicu semakin parahnya penyakit kencing manis ini.
Studi menyebutkan hampir 85 persen penderita DM adalah mereka yang obesitas. Sisanya (15 persen) adalah mereka yang berat badannya normal. Bahkan anak-anak yang obesitas dapat lebih rentan diserang diabetes.
Diabetes berada di urutan pertama penyakit yang paling ditakuti di Indonesia berdasarkan survei Sun Life Index 2015, yaitu 37 persen. Di urutan ke 2 adalah jantung (31 persen), dan di tempat ke 3 adalah gangguan pernafasan (29 persen).
Selain mengonsumsi obat-obatan penurun kadar gula darah, penderita diabetes juga dianjurkan untuk berolahraga secara rutin dengan durasi 30 menit setiap kalinya selama 5 kali per minggu.
Adapun olahraga yang disarankan untuk penderita diabetes ini adalah bersepeda, jalan kaki, dan berenang.
Dalam mengatur pola makan, hindarilah mengonsumsi lemak yang terlalu banyak. Karena lemak yang terlalu banyak dapat merusakkan insulin.
Gula tidak boleh dikonsumsi penderita DM?
Gula masih dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi, tetapi harus dengan takaran yang tepat sesuai anjuran dokter.
Artis lain yang meninggal karena diabetes dan masih melekat duka pada kita adalah pengarang lagu anak-anak Papa T Bob.
Papa T Bob yang dikenal dengan karya-karyanya antara lain "Di obok-obok" dan "Bolo-bolo" itu meninggal pekan lalu, Jum'at (10/7/2020) dalam usia 59 tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H