Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dari Balik Jeruji Besi, Siti Fadilah Supari Surati Jokowi Cara Hadapi Korona

5 Juni 2020   09:02 Diperbarui: 5 Juni 2020   09:07 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siti Fadilah Supari (akurat.co)


Pada pekan terakhir Mei lalu Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sempat dibuat kecolongan, karena terpidana Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Kesehatan era SBY, kedapatan mengadakan wawancara bersama Deddy Corbuzier yang disiarkan lewat YouTube.

Insiden tersebut sempat menjadi Google Trending, dan telah disaksikan lebih dari 4,5 juta orang dan lebih dari 267.000 like sejak tayang pada 21 Mei lalu.

Deddy Corbuzier menganggap Siti Fadilah sebagai pahlawan flu burung, menurutnya wanita yang kini berusia 70 tahun itu satu-satunya orang yang menghapuskan wabah saat itu.

"Saya mati buat bangsa, saya yang menghentikan wabah, tapi kini saya dipenjara," kata Siti kepada Deddy.

Pada akhir wawancara Deddy mengaku menangis mendengar keluhan ahli jantung yang juga dosen itu.

Amerika Serikat dan WHO sempat mengkritik Siti soal buku yang ditulis wanita yang selama 25 tahun bekerja Rumah Sakit Jantung Harapan Kita itu, dalam bukunya "Saatnya Dunia Berubah. Tangan Tuhan di Balik Flu Burung" Siti menuding Amerika dan WHO menggunakan virus flu burung untuk membuat senjata biologis.

Siti sempat blak-blakan kalau Bill Gates sebagai penyebar Virus Covid-19 yang sekarang ini.

"Bukannya mencurigai....," Jawab Siri, ketika ditanyai Deddy Corbuzier, "Apakah dengan demikian, ibu mencurigai dia (Bill Gates)?".

Secara blak-blakan, Siti sepertinya menaruh kecurigaan kepada Bill Gates. Bill Gates bukan berasal dari kedokteran, melainkan dia seorang pengusaha.

Mengapa Bill Gates meramalkan bakal adanya pandemi serta seluruh dunia membutuhkan vaksin?

Pada waktu itu Ditjen PAS mengatakan prosesi wawancara tersebut tidak sah dan menyalahi aturan karena tidak ada ijin dari Ditjen PAS.

Mengalami gejala asma, pada 20 Mei 2020 plt Kepala Rutan Pondok Bambu merujuk Siti ke Rumah Sakit Gatot Soebroto.

Berdasarkan keterangan beberapa saksi, wawancara diduga dilakukan pada Rabu malam (20/5/2020) di salah satu ruang RSPAD. Beberapa pelihat mengatakan ada dua perempuan dan dua laki-laki memasuki ruang perawatan Siti.

Setelahnya, Siti dijebloskan lagi ke dalam penjara Pondok Bambu, Siti tinggal harus menjalani masa hukumannya empat bulan dari total empat tahun.

Beritahu Jokowi

Tapi tahukah Anda terpidana pengadaan alat-alat kesehatan Siti ternyata sebelumnya juga pernah menulis surat untuk Presiden Jokowi.

Wanita kelahiran Solo, 6 Nopember 1949 itu menulis secarik surat untuk Bapak Presiden Joko Widodo.

Surat yang ditulis dari bui Rutan Pondok Bambu itu Siti mengungkapkan keprihatinannya pada situasi pandemi yang melanda Indonesia, Siti juga menyampaikan sejumlah saran untuk penanganannya.

Dalam surat yang diakhiri dengan tanda tangan dan bertanggal 24 April 2020 itu dalam kalimat akhirnya dituliskan semoga bangsa Indonesia dapat segera menang melawan korona.

Sedangkan pada awal, Siti menulis, Pak Jokowi yang terhormat.

Siti memberikan beberapa masukan untuk tujuan kita menghentikan korona, menurunkan angka kematian.

Yang pertama-tama dilakukan adalah melakukan screening massal serentak. Jika memang tidak bisa, dapat dipilih yang zona merah.

Di screening mana yang positif mana yang tidak, lalu dipisahkan. Kalau belum di screening, kemungkinan masih adanya penularan di wilayah PSBB masih sangat mungkin.

Bila dalam satu keluarga ada seorang yang positif ...

Siti Fadilah Supari, suami dari Muhamad Supari didakwa merugikan negara sebesar Rp 6 miliar dalam proyek pengadaan alat-alat kesehatan pada tahun 2005.

Sebelum diangkat menjadi Menteri, Siti sempat menjadi dosen tamu pada beberapa fakultas di Universitas Indonesia.

Seperti dikatakan di atas sesudah Siti keluar dari pintu penjara, wanita itu lalu dimasukkan lagi ke balik jeruji besi oleh Ditjen PAS.

Ternyata tindakan itu disesalkan oleh Didik Mukrianto, Kepala Departemen Hukum dan HAM DPP Partai Demokrat.

"Ada baiknya pemerintah mendengar masukan beliau, beliau pernah berjasa untuk bangsa ini. Indonesia bisa menghentikan virus SARS waktu itu karena beliau," kata Didiek.

Menurut Didiek, terlalu naif dan picik jika ada petinggi yang mengabaikan jasa-jasa Siti bukan saja untuk Indonesia tapi juga dunia.

Lebih lanjut Didiek mengatakan untuk kepentingan bangsa yang lebih besar dan mengingat usia Siti sudah 7 dekade maka sebaiknya pemerintah jangan menekan dan menghentikan pengalaman dan disiplin ilmu Siti.

Seharusnya petinggi di negara ini memayungi kesehatan serta kemanusiaan Siti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun