Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hari Sepeda Sedunia, Tetaplah Bersepeda di Tengah Covid-19

4 Juni 2020   09:15 Diperbarui: 25 Juni 2020   08:49 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Sepeda Sedunia (mediaindonesia.com)


Anda hobi bersepeda? Kalau begitu, Anda sama dengan saya.

Saya pun hobi menunggang "kereta angin" ini.

Namun tahukah, tanggal yang baru saja Anda lewati adalah hari penting bagi Anda.

Karena pada tanggal 3 Juni setiap tahunnya merupakan hari bersepeda sedunia.

"World Bicycle Day" yang jatuh pada setiap tanggal 3 Juni sendiri mulai ditetapkan di negara Paman Sam Amerika Serikat oleh PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) pada saat badan dunia tersebut tengah melaksanakan Sidang Umumnya yang ke 72.

Sepeda sudah dikenal sejak dua abad silam sebagai alat transportasi yang murah dan sehat serta mendukung bersih lingkungan.

Itulah sebabnya alasan PBB menetapkan Hari Sepeda Dunia, untuk mengingatkan kita agar bersepeda, karena bersepeda selain bermanfaat untuk kesehatan tubuh juga kereta angin ini relatif murah serta ramah lingkungan.

Di saat Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk memasuki era new normal, maka bersepeda barangkali akan menjadi pilihan bagi mereka untuk menempuh jarak yang tak terlalu jauh.

Karena menurut Poetoet Soedarjanto (Ketua Komunitas Bike To Work Indonesia), bersepeda itu jauh lebih aman daripada naik kendaraan umum.

Namun di era new normal ini, dia juga menyarankan agar tetap menjalankan protokol kesehatan.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyarankan perlu dikembangkan sedemikian rupa transportasi yang aman, nyaman sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi secara berlebihan.

Senada dengan Pemda DKI Jakarta, Djoko juga mengingatkan perlunya dibangun jalur-jalur sepeda demi keselamatan para pesepeda yang mereka gunakan untuk bekerja, atau pun menempuh jarak dekat lainnya.

Menurutnya memasuki era new normal, memang diperlukan dukungan untuk fasilitas perlengkapan jalur sepeda dan pejalan kaki, jangan sampai budaya berjalan kaki dan bersepeda menjadi hilang.

Menjelang Hari Sepeda Sedunia, media sosial sempat dihebohkan oleh seorang pengendara sepeda di sekitar kawasan Monumen Nasional yang meninggal ketika bersepeda menggunakan masker.

Hal tersebut dijelaskan oleh dr Vito A Damay, SpJP dari Rumah Sakit Siloam, mendadaknya kematian ketika berolahraga lebih sering dihubungkan dengan penyakit kardiovaskular.

Apalagi pada mereka yang berusia lebih muda.

Senada dengan dr Vito, dr Michael Triangto Sp.KO (seorang dokter spesialis kedokteran olahraga) mengatakan pesepeda yang meninggal ketika menggunakan masker bukan disebabkan maskernya, kalau dia mengalami gangguan jantung, kemungkinan terbesar itulah penyebabnya.

Triangto menjelaskan orang yang memang mengalami masalah dengan jantungnya dapat mengalami kematian baik saat orang sedang tidur atau sedang berolahraga, terlepas apakah dia memakai masker atau tidak.

Menurutnya, orang dengan gangguan jantung risiko kematian akan lebih meningkat saat dia melakukan aktivitas olahraga. Hal itu dikarenakan jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Hal tersebut bukan berarti orang yang mempunyai gangguan jantung tidak boleh berolahraga, malah dianjurkan, tapi jangan terlalu berat, yang ringan-ringan saja serta sesuai ukuran.

Di sejumlah negara Eropa, pembuatan jalur sepeda khusus selama wabah pandemi Covid-19 sudah diperhatikan dan diperbaiki, dengan membuat anggaran, dsb.

Negara-negara di benua biru yang khusus memperhatikan penggunaan sepeda di masa pandemi ini adalah Skotlandia, Jerman, dan Inggris.

Di Amerika Serikat bahkan dikabarkan penjualan sepeda semasa pandemi ini melonjak drastis. Di toko-toko di negeri Paman Sam itu terlihat orang mengantri untuk membeli sepeda.

"Ini penjualan gila, penjualan melonjak drastis selama dua bulan terakhir," kata seorang mekanik sepeda di California.

Menurut sejarahnya, roda dua kereta angin ini diciptakan pada mulanya oleh seorang Jerman yang bernama Karl Drais pada tahun 1915.

Pada mulanya sepeda saat itu dibuat dari kayu dan dinamakan draisine, mirip dengan nama penemunya Drais. 

Draisine lantas mendapatkan hak paten pada tahun 1818. Inilah cikal bakal berkembangnya draisine menjadi sepeda modern. 

Pada abad ke 19 sepeda menjadi salah satu cabang olahraga yang populer di Inggris.

Oleh karenanya, baron Karl von Drais lantas disebut-sebut sebagai pelopor sepeda modern.

Sedangkan kata sepeda dalam bahasa Indonesia sebenarnya berasal dari kata velocipedes.

Media sosial Indonesia menyambut Hari Sepeda Sedunia.

#HariSepedaDunia

Kelurahan Sunter Jakarta Utara membagikan masker gratis kepada para pesepeda.

Selamat Hari Sepeda Sedunia. Boleh bersepeda, tapi tetap ikuti protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun