Senada dengan Pemda DKI Jakarta, Djoko juga mengingatkan perlunya dibangun jalur-jalur sepeda demi keselamatan para pesepeda yang mereka gunakan untuk bekerja, atau pun menempuh jarak dekat lainnya.
Menurutnya memasuki era new normal, memang diperlukan dukungan untuk fasilitas perlengkapan jalur sepeda dan pejalan kaki, jangan sampai budaya berjalan kaki dan bersepeda menjadi hilang.
Menjelang Hari Sepeda Sedunia, media sosial sempat dihebohkan oleh seorang pengendara sepeda di sekitar kawasan Monumen Nasional yang meninggal ketika bersepeda menggunakan masker.
Hal tersebut dijelaskan oleh dr Vito A Damay, SpJP dari Rumah Sakit Siloam, mendadaknya kematian ketika berolahraga lebih sering dihubungkan dengan penyakit kardiovaskular.
Apalagi pada mereka yang berusia lebih muda.
Senada dengan dr Vito, dr Michael Triangto Sp.KO (seorang dokter spesialis kedokteran olahraga) mengatakan pesepeda yang meninggal ketika menggunakan masker bukan disebabkan maskernya, kalau dia mengalami gangguan jantung, kemungkinan terbesar itulah penyebabnya.
Triangto menjelaskan orang yang memang mengalami masalah dengan jantungnya dapat mengalami kematian baik saat orang sedang tidur atau sedang berolahraga, terlepas apakah dia memakai masker atau tidak.
Menurutnya, orang dengan gangguan jantung risiko kematian akan lebih meningkat saat dia melakukan aktivitas olahraga. Hal itu dikarenakan jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Hal tersebut bukan berarti orang yang mempunyai gangguan jantung tidak boleh berolahraga, malah dianjurkan, tapi jangan terlalu berat, yang ringan-ringan saja serta sesuai ukuran.
Di sejumlah negara Eropa, pembuatan jalur sepeda khusus selama wabah pandemi Covid-19 sudah diperhatikan dan diperbaiki, dengan membuat anggaran, dsb.
Negara-negara di benua biru yang khusus memperhatikan penggunaan sepeda di masa pandemi ini adalah Skotlandia, Jerman, dan Inggris.