Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nasib Ilusionis Roy Horn, Diterkam Harimau, Kini Meninggal Karena Virus Korona

10 Mei 2020   10:02 Diperbarui: 10 Mei 2020   10:03 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Roy sendiri mengklaim apa yang dilakukan kesayangannya itu adalah upaya untuk melindungi dirinya. Roy mengatakan Montecore berusaha menyelamatkan hidupnya dengan menyeretnya ke luar panggung arena. Roy bahkan meminta agar Montecore tidak diturunkan dari panggung.

Kelumpuhan tak serta-merta menghentikan Roy bermain sulap lagi.

Untuk terakhir kalinya, Siegfried & Roy kembali mengadakan pertunjukan di Pusat Kesehatan Otak di Las Vegas yang menghasilkan keuntungan.

"Roy adalah seorang pejuang hingga akhir-akhir hayatnya, tidak ada Roy tanpa Siegfried dan tidak ada Siegfried tanpa Roy. Saya sangat kehilangan" kata Siegfried mengenang teman yang telah mendahuluinya.

Siegfried sendiri mulai mengenal dunia sulap pada tahun 1947 ketika dia membeli sebuah buku sulap seharga 2 dolar AS.

Sama-sama dilahirkan di Jerman, Siegfried kemudian bertemu dengan Roy dan menjalin kerjasama pada tahun 1957. Mereka lantas menciptakan atraksi hewan dan sihir mereka sebelum pindah ke sirkuit klub malam Eropa.

Siegfried & Roy memulai show "Beyond Belief" pada tahun 1981 di Hotel & Kasino New Frontier.

Selama dua dekade mereka meraup puluhan juta dolar dari aksinya.

Sesudah dicabik-cabik Montecore, Roy diprediksi tidak akan bisa berbicara, berjalan, atau melakukan sihir lagi. Untuk pulih, Las Vegas Sun mengabarkan bahwa sebagian otak Roy harus dipotong.

Ditonton lebih dari 400.000 orang setiap tahun, setidaknya Roy sudah menggelar aksi 30.000 pertunjukan.

Pada akhir-akhir hidupnya, Roy sudah berjuang melawan penyakit (korona)nya hingga napas terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun