"Jika memungkinkan saya ingin bertemu bapak gubernur, tapi saya kira beliau banyak kerjaan. Saya ingin seperti tulisan ini ....," kata Larry sembari matanya berkaca-kaca.
Larry mengakui dia dirumahkan dari pekerjaannya di sebuah tempat pencucian mobil dan motor dan mendapatkan pesangon Rp 300.000,-
"Uang itu sudah habis, anak saya empat, yang satu tidak sekolah, istri saya tidak bekerja, anak saya harus makan," lirihnya.
Larry berharap sembari berjalan kaki, dia dapat menemukan orang yang mau membeli ginjalnya.
Larry tidak tahu berapa harga ginjalnya. "Cuma itu yang tersisa dari saya," sembari menitikkan air matanya.
"Jika melanggar hukum, tunjukkan apanya, dan bagaimana solusinya," ujarnya lagi.
Semula istrinya tidak menyetujui keinginannya, tapi Larry tetap nekat, sebab harus memikirkan makan keluarganya.
Heru Utomo menjelaskan sebenarnya Larry bukanlah warga asli Klaten. Lelaki itu berasal dari Jakarta. Larry lalu tinggal di desa karena menikah dengan warga setempat dan berkeluarga dengan empat anak.
Lebih lanjut Heru menjelaskan sebenarnya lelaki itu sama seperti lainnya, mendapat perhatian dari pemerintah dan warga. Dia sudah diusulkan untuk mendapatkan berbagai bantuan. Misalnya PKH (Program Keluarga Harapan) dan KIS (Kartu Indonesia Sehat).
"KIS memang belum dapat, karena KTP nya di desa ini baru jadi 3 bulan lalu, tapi itu sedang dalam upaya kita usulkan," jelas Heru.
Berhubungan dengan keinginan lelaki itu, pada Minggu (3/5/2020) jajaran aparat desa di sana mengadakan rapat yang terdiri dari tokoh masyarakat, Polsek, Koramil, pengurus RW, pengurus RT, perangkat desa lainnya, juga gugus tugas pengendalian dan pencegahan Covid-19.