Menurut mereka, terkait pandemi korona ini harga daging ayam sangat anjlok, 1 kilogram saja harganya Rp 6.000, padahal biasanya Rp 17.000 per kilogram.
"Kami sudah tidak sanggup membeli pakannya lagi," kata mereka.
Beberapa peternak lainnya bahkan langsung turun ke jalan untuk membagi-bagikan sekitar 1.000 - 2.000 ekor ayam hidup per harinya.
"Saya tidak mampu membeli pakan. Daripada ayam-ayam ini nanti mati, lebih baik dibagikan gratis untuk dikonsumsi," ujarnya.
Sebagai ilustrasi, dampak korona lainnya terhadap perekonomian adalah di PHK nya sekitar 200.000 karyawan kuliner dan restoran.
Hal tersebut tak lepas dari kaitan ditutupnya setidaknya 6.800 restoran dan bisnis kuliner disebabkan karena adanya aturan social distancing dan stay at home.
"Lebih. Bahkan lebih dari 200.000 yang di PHK," kata Emil Arifin, Minggu (19/4/2020).Â
Wakil Ketua Umum PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) itu mencontohkan. Untuk satu restoran kecil saja biasanya mempekerjakan sekitar 20 orang.
"Itu baru yang kecil, belum restoran yang menengah atau besar," kata Emil.
Menurutnya, di Indonesia, setidaknya ada sekitar 700 mall yang didalamnya ada restoran atau bisnis kuliner. Karena wabah, kebanyakan mall itu tutup, yang otomatis restorannya juga berhenti beroperasi.
Dengan tutupnya mall-mall dan restoran-restoran atau kuliner itu tentunya berimbas kepada meruginya para peternak daging atau ayam, pemasok kuliner-kuliner itu.