Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Bagai Sandiwara, "Si Raja Hutan" Itu Kini Telah Berpulang

1 April 2020   08:22 Diperbarui: 1 April 2020   09:39 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dunia atletik Indonesia baru saja kehilangan salah satu legendanya. Bob Hasan atau bernama asli Muhammad Hasan menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (31/3/2020) pukul 11 siang WIB.

Pengusaha dan sekaligus Ketua Umum PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) meninggal di RSPAD Gatot Subroto pada usianya yang ke 89 tahun karena penyakit kanker paru-paru yang sudah lama dideritanya.

Bob Hasan selama ini dikenal sebagai bapaknya atletik. 

Menjabat Ketua PB PASI sejak tahun 1978, Bob Hasan merupakan salah satu ketua cabor yang yang paling banyak menghasilkan atlet-atlet berprestasi.

Di tangannya, lahir nama-nama seperti Suryo Agung Wibowo, Lalu Muhammad Zohri, Maria Londa, Mardi Lestari, Purnomo, dan Emilia Nova.

Suryo mengatakan pengabdian Bob Hasan untuk dunia atletik Indonesia sangat besar dan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.

Berpulangnya mantan Menteri di Kabinet Soeharto itu dikatakan Suryo sebagai sebuah pukulan besar bagi dunia atletik Indonesia.

Suryo Agung Wibowo pernah dijuluki sebagai manusia tercepat Asia Tenggara di nomor 100 meter. Dia mengukir rekor tersebut di SEA Games 2009 Vientiane, Laos.

Suryo mengenang ucapan pengusaha kayu itu agar tidak cepat puas ketika dirinya dijuluki manusia tercepat Asia Tenggara. "Masih ada prestasi-prestasi yang lebih tinggi yang harus dicapai," ujar Suryo mengenang ucapan Bob Hasan.

Menurut Suryo yang kini berprofesi ASN (Aparatur Sipil Negara) itu, tanpa Bob Hasan, dirinya tidak akan bisa meraih prestasi di atletik maupun pekerjaannya yang sekarang.

Suryo juga menceritakan kalau Bob Hasan datang ke lapangan langsung untuk memberi support, ketika Suryo dkk mendekati Bob Hasan untuk salaman, Bob Hasan malah marah.

"Beliau mengatakan tak perlu salaman, kami harus fokus latihan," tutur Suryo.

Dalam salah satu bentuk pengabdiannya ke dunia atletik, Bob Hasan di antaranya sering mencari bakat ke daerah-daerah. 

Lalu Muhammad Zohri merupakan salah satu atlet yang ditemukan Bob.

Bob Hasan lantas mendatangkan pelatih asal AS, Harry Marra, untuk menggembleng Muhammad Zohri, pemuda asal Nusa Tenggara Barat.

Harry Marra merupakan salah satu pelatih terbaik dunia untuk menangani atlet-atlet Indonesia.

Pria kelahiran Semarang 24 Pebruari 1931 adalah anak angkat dari mantan Wakil KSAD yang lantas dikenal sebagai seorang pengusaha yang bergerak di bidang kehutanan. Pada tahun 1998, Bob Hasan diangkat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Pembangunan VII.

Muhammad Hasan yang keturunan Tionghoa memiliki nama lain The Kian Seng.

Bob Hasan membuat Soeharto menghentikan kebiasaan merokoknya. Bob sempat mengatakan kepada orang nomor satu Indonesia itu kalau kebiasaan merokok tidak baik untuk kesehatan dan dapat merusak kesehatan jantung.

Bob sempat mengalami sendiri, ketika di kampung dia suka melinting tingwe untuk dihisap.

Selain Ketua PASI sampai saat meninggalnya, bapak tiga orang anak itu adalah Honorary Life Council Member International Association of Athletic Federation.

Pengusaha yang ngetop sebagai pengusaha kayu ini sempat memperoleh penghargaan Kalpataru pada tahun 1997. Anak angkat Jenderal Gatot Subroto ini juga merupakan pendiri media Gatra (kendati kemudian bangkrut karena krisis ekonomi).

Kendati dekat dengan Soeharto, akan tetapi "Si Raja Hutan" sudah memulai bisnisnya jauh sebelum Soeharto menjabat sebagai presiden. Akan tetapi bisnis hutan mulai dirambahnya pada 1967. Bisnis kayunya semakin menggila ketika dia bermitra dengan Georgia Pacific Timber, sebuah perusahaan kayu raksasa Amerika Serikat.

Sepanjang 1970an kongsi dua perusahaan itu berhasil mengekspor lebih dari 2,2 juta meter kubik kayu gelondongan. Tak kurang dari 157 juta dolar AS diraupnya.

Selain merambah hutan, "Si Raja Hutan" juga memiliki andil di beberapa perusahaan lainnya seperti di perbankan, pelayaran, dan peralatan listrik.

Hidup ibarat sandiwara, Bob sempat dirambah juga sisi gelap kehidupan. Kroni dekat Soeharto itu dituduh menelan dana jutaan dolar milik Apkindo, Bob juga sempat terlibat dana penghijauan untuk Timor Timur dan NTT.

Menpora Zainuddin Amali yang mendengar kematian Bob Hasan menyatakan terkejut, kendati sudah mengetahui kalau pengusaha kayu itu jatuh sakit.

"Sebulan lalu saya sempat ngobrol dengan beliau ketika berobat di Thailand lewat telepon. Jadinya saya sangat berdukacita atas kepergian beliau," kata Amali.

Menpora juga mengingat pertemuannya dengan Bob ketika dia baru saja dilantik sebagai Menpora. Pertemuan itu bertempat di Stadion Madya, Gelora Bung Karno dalam rangka pelatnas PB PASI.

"Tiga hari setelah dilantik saya ngobrol dengan beliau, dia menceritakan panjang lebar suka dukanya selama berkiprah pengabdian di atletik. Jasa dia sangat luar biasa untuk olahraga Indonesia," ujar Amali.

"Si Raja Hutan" Bob Hasan akan bersemayam di peristirahatan terakhirnya di Ungaran, Semarang, pada Rabu (1/4/2020).

Selamat jalan Bob Hasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun