Kendati dekat dengan Soeharto, akan tetapi "Si Raja Hutan" sudah memulai bisnisnya jauh sebelum Soeharto menjabat sebagai presiden. Akan tetapi bisnis hutan mulai dirambahnya pada 1967. Bisnis kayunya semakin menggila ketika dia bermitra dengan Georgia Pacific Timber, sebuah perusahaan kayu raksasa Amerika Serikat.
Sepanjang 1970an kongsi dua perusahaan itu berhasil mengekspor lebih dari 2,2 juta meter kubik kayu gelondongan. Tak kurang dari 157 juta dolar AS diraupnya.
Selain merambah hutan, "Si Raja Hutan" juga memiliki andil di beberapa perusahaan lainnya seperti di perbankan, pelayaran, dan peralatan listrik.
Hidup ibarat sandiwara, Bob sempat dirambah juga sisi gelap kehidupan. Kroni dekat Soeharto itu dituduh menelan dana jutaan dolar milik Apkindo, Bob juga sempat terlibat dana penghijauan untuk Timor Timur dan NTT.
Menpora Zainuddin Amali yang mendengar kematian Bob Hasan menyatakan terkejut, kendati sudah mengetahui kalau pengusaha kayu itu jatuh sakit.
"Sebulan lalu saya sempat ngobrol dengan beliau ketika berobat di Thailand lewat telepon. Jadinya saya sangat berdukacita atas kepergian beliau," kata Amali.
Menpora juga mengingat pertemuannya dengan Bob ketika dia baru saja dilantik sebagai Menpora. Pertemuan itu bertempat di Stadion Madya, Gelora Bung Karno dalam rangka pelatnas PB PASI.
"Tiga hari setelah dilantik saya ngobrol dengan beliau, dia menceritakan panjang lebar suka dukanya selama berkiprah pengabdian di atletik. Jasa dia sangat luar biasa untuk olahraga Indonesia," ujar Amali.
"Si Raja Hutan" Bob Hasan akan bersemayam di peristirahatan terakhirnya di Ungaran, Semarang, pada Rabu (1/4/2020).
Selamat jalan Bob Hasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H