Oleh beberapa sebab, sensasi energi yang dihasilkan dari energy drink ini cuma sementara, dan tubuh kembali lesu. Sehingga membuat ketagihan.
Kafein juga membuat jantung berdebar-debar, dan tidur yang terganggu karena kafein itu, akan menimbulkan rasa pusing kepala.
Dalam sehari-hari sering kita dengar, kalau banyak "ngopi" maka kita jadi sering buang air kecil.Â
Dalam medis, hal itu dapat dijelaskan.
Karena kafein yang ada di minuman berenergi itu bakal memaksa ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang cairan dari dalam badan.Â
Nah, hal itulah yang membuat badan mengeluarkan banyak cairan, sehingga tubuh akan kekurangan cairan (dehidrasi).
Di negeri Paman Sam, pada 2007-2011, orang yang masuk ICU karena minuman berenergi itu meningkat dua kali lipat ketimbang tahun sebelumnya.
Kurun empat tahun sampai Nopember 2012 ada 13 kematian. Pada 2011, satu dari 10 pasien harus rawat inap.
Berhubung dengan dampak baik dan buruknya dari pengonsumsian minuman berenergi itu, maka beberapa negara di dunia mulai menerapkan aturan untuk melindungi efek samping dari minuman berenergi itu.
Negara bagian Washington pada tahun 2013, mengeluarkan larangan mengonsumsi energy drink bagi warganya yang berusia di bawah 18 tahun.
Swedia hanya memperbolehkan minuman itu dijual di toko obat atau apotek dan mereka yang berusia di bawah 15 tahun dilarang minum.