Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dunia Medis Mengenal Kondisi yang Dialami Ashraf dengan "Morning Surge"

21 Februari 2020   09:13 Diperbarui: 21 Februari 2020   09:16 2908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ashraf Sinclair Morning Surge (sosok.grid.id)


Ashraf Sinclair (40), artis, suami dari Bunga Citra Lestari mengejutkan banyak orang.

Pada Selasa (18/2/2020) ayah dari seorang anak, Noah Sinclair, itu mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 04.49 dinihari WIB di Rumah Sakit MMC Kuningan karena serangan jantung.

Dunia medis menyebutkan serangan jantung ini disebabkan karena tersumbatnya aliran darah ke jantung. Aliran darah yang tersumbat di pembuluh itu lalu menimbulkan plak.

Dan dunia kedokteran juga sudah mengenal jenis serangan jantung di pagi hari seperti yang dialami artis berdarah Inggris dan Malaysia itu. Serangan jantung yang terjadi di pagi hari seperti yang dialami Ashraf itu Morning Surge.

Morning surge adalah kondisi dimana hormon kortisol meningkat di pagi hari dan di malam hari menurun.

Howard E. Lewine, M.D, seorang pakar kesehatan, menyatakan, pada beberapa orang tertentu kondisi peningkatan kadar hormon kortisol di pagi hari itu lebih tinggi dari biasanya.

Mereka yang dalam kondisi morning surge dapat terkena serangan jantung atau stroke di pagi hari.

Jadi tepatlah, definisi Chief Medical Editor di Harvard Health Publishing itu tentang kondisi serangan jantung yang dialami oleh Ashraf Sinclair.

Para ahli mengaitkan morning surge ini dengan rhythm circadian dalam tubuh seseorang. Ya, para peneliti menemukan adanya kaitan antara rhythm circadian itu dengan serangan jantung di pagi hari.

Orang-orang yang mengalami serangan jantung ini akan merasakan sakit yang luar biasa di dadanya. Dan sakitnya itu menyebar sampai ke punggung, leher dan lengan.

Ciri-ciri lainnya yang dialami orang yang terkena heart attack adalah penurunan tekanan darah, detak jantung tidak teratur, mual, berkeringat, dan sesak napas.

Pada beberapa orang, ada yang tidak merasakan gejala apapun saat terkena serangan jantung.

Hasil penelitian terhadap lebih 800 orang di Spanyol, menunjukkan mereka yang terkena serangan jantung di pagi hari kondisinya lebih buruk ketimbang mereka yang terkena serangan jantung di malam atau siang hari. Hasil penelitian itu dilaporkan di Heart, sebuah jurnal.

Lagi, sebuah penelitian di Jepang kepada lebih dari 610 orang mendapati bahwa serangan jantung di pagi hari lebih banyak terjadi kepada mereka yang berusia senja.

Penelitian lain mendapatkan, ternyata orang Asia lebih banyak mengalami morning surge itu dibandingkan dengan orang Eropa.

Seperti penyebab serangan jantung umumnya, hasil studi menemukan morning surge ini disebabkan karena kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.

"Jika Anda minum alkohol, usahakan jangan sampai lebih dari 1 gelas per hari," kata Howard Lewine. Karena menurutnya, salah satu penyebab serangan jantung adalah pengonsumsian alkohol secara berlebihan yang dapat meningkatkan tekanan darah.

Morning surge juga bisa diakibatkan karena sleep aepna. Sleep aepna adalah kondisi dimana terhentinya napas ketika tidur. Terhentinya napas ketika tidur itu terjadi selama 10 detik selama beberapa kali.

Gejala-gejala sleep aepna antara lain mendengkur dengan suara keras, sakit kepala di pagi hari, mengantuk berlebihan di siang hari, dan kualitas tidur yang buruk.

Sleep aepna ini dapat memberi tekanan kepada tubuh sehingga meningkatkan tekanan darah dan kadar adrenalin.

Howard juga menyebutkan penggunaan pil hipertensi yang tidak efektif selama 24 jam dapat menyebabkan serangan jantung di pagi hari.

Howard menyarankan, agar menghubungi dokter untuk mengatur pengonsumsian pil itu.

Berolahraga

Selain menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol, para pakar kesehatan juga menganjurkan untuk menerapkan gaya hidup sehat lainnya untuk mencegah morning surge itu.

"Menjaga berat badan yang ideal, makan lebih banyak makanan yang mengandung nabati, berolahraga secara teratur dapat mengurangi tekanan darah," kata Howard. 

M.D. dari Harvard  Medical School itu juga mengatakan penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang penyebab timbulnya tekanan darah tersebut.

Olahraga tidak perlu dilakukan terlalu keras, karena ini justru dapat membahayakan dan menyebabkan kematian.

Jalan kaki ringan selama 30 menit, senam, yoga, dsb bisa membantu menurunkan risiko serangan jantung di pagi hari.

Hipertensi juga dapat mengakibatkan jantung, stroke, diabetes, dan gagal ginjal. 

Hipertensi atau tekanan darah rendah ini umumnya disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi garam, baik garam dapur, maupun makanan atau minuman yang banyak mengandung kadar garam.

Untuk menurunkan hipertensi, tentu saja Anda harus bergaya hidup sehat. Garam memang diperlukan tubuh, tapi jika dikonsumsi berlebihan dapat membahayakan kesehatan Anda. Ikutilah aturan mengonsumsi garam, lemak, atau gula dengan semestinya.

Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 menunjukkan penderita hipertensi di Indonesia pada penduduk di atas usia 18 tahun mengalami kenaikan sebesar 9,7 persen dibandingkan dengan 2013.

Kalau di 2018 sebanyak 34,1 persen, maka di 2013 sebanyak 25,8 persen. Kurun waktu 5 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun