Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengapa Penyakit Degeneratif Juga Menyerang Orang Muda?

20 Februari 2020   09:26 Diperbarui: 20 Februari 2020   09:44 5057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ashraf Sinclair meninggal karena serangan jantung (cnnindonesia.com)


Masyarakat tersentak dengan kematian Ashraf Sinclair. Suami dari Bunga Citra Lestari itu meninggal karena serangan jantung. Padahal usianya masih muda. 

Ashraf yang memiliki ayah Inggris dan ibu Malaysia itu dilahirkan di Inggris pada 18 September 1979. Jadi dia terkena serangan jantung dan meninggal pada usianya yang ke 40 tahun.

Mengapa Ashraf yang artis dan pebisnis itu terkena serangan jantung, padahal usianya masih muda?

Dalam dunia kedokteran, serangan jantung dikategorikan sebagai penyakit degeneratif. Dikatakan demikian, karena penyakit itu muncul beriringan dengan memburuknya suatu jaringan di dalam tubuh manusia karena waktu.

Secara kasar, penyakit degeneratif adalah penyakit orang yang berusia lanjut. Fungsi jaringan secara menyeluruh mengalami penurunan kekuatan karena adanya perubahan pada sel-sel, seiring dengan menuanya seseorang.

Itulah sebabnya mengapa penyakit ini disebut sebagai penyakit orang lanjut usia, tapi bukan mereka saja yang sudah menua, namun orang muda pun bisa saja terserang penyakit degeneratif ini. 

Beberapa faktor dapat mempengaruhi orang muda dan berbagai kalangan terjangkit penyakit degeneratif ini. Di antaranya adalah karena faktor genetik, riwayat penyakit, dan gaya hidup.

Selain jantung, penyakit kanker, hipertensi, diabetes tipe 2, dan osteoporosis, juga dapat digolongkan sebagai penyakit degeneratif.

Statistik WHO (World Health Organization) menunjukkan, penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian nomor wahid di dunia. Pada tahun 2016, setidaknya ada 18 juta orang mati di dunia karena disebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah ini.

Sedangkan di Indonesia, data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 menunjukkan terdapat 15 orang dari 1000 penduduk, atau sekitar 2,8 juta orang menderita penyakit kardiovaskular ini.

Statistik berbicara, tren penyakit tidak menular, termasuk jantung, di Indonesia, setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan.

Mayoritas penyebab kenaikan tren tersebut adalah karena faktor gaya hidup yang tidak baik. Adapun gaya hidup yang tidak sehat itu antara lain kebiasaan merokok, kurang gerak, tinggi kadar lemak/garam/gula, serta pola makan yang tidak seimbang.

Hasil studi Ron Blankstein dan rekan-rekan dari Harvard Medical School memperlihatkan 1 dari 5 orang yang terkena serangan jantung adalah penderita diabetes.

Hasil studi terhadap 2.097 orang (berusia muda, di bawah 50 tahun) tersebut, disimpulkan oleh Luke Laffin, bahwa penyebab utama terjadinya serangan jantung pada orang muda adalah diabetes tipe 2.

Luke Laffin adalah seorang spesialis kardiologi dari Klinik Cleveland, negeri Paman Sam.  Luke melaporkan kesimpulan itu di cleveland clinic.org 

Sejalan kemajuan jaman, kini para pekerja atau para penggiat lainnya tidak punya cukup waktu untuk berolahraga, terlalu banyak duduk di kursi (sembari bekerja dengan komputer). Mereka juga kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung sayur-sayuran atau buah-buahan. 

Kesibukan atau sedikitnya waktu santai, membuat mereka secara praktis makan makanan fast food (cepat saji) yang kurang protein. 

Dua kebiasaan berikut, yaitu merokok dan minum minuman beralkohol juga semakin memperparah tubuh mereka menjadi kegemukan (obesitas). Dimana obesitas ini menjadi penyebab utama munculnya serangan jantung.

Otoritas kesehatan Paman Sam memberi panduan bagi bagi orang muda dalam kurun usia 29-39 tahun dan tidak mempunyai riwayat keluarga jantung, agar melakukan pemeriksaan kardiovaskular setiap 4-6 tahun sekali.

Sedangkan bagi mereka yang memang punya riwayat keluarga jantung, sebaiknya segera menemui dokter.

Serangan jantung terjadi karena tersumbatnya aliran darah di pembuluh. Aliran itu disumbat oleh tumpukan kolesterol. Timbunan kolesterol itu lantas menciptakan plak di pembuluh.

Para dokter menganjurkan agar mereka yang berusia di atas 40 agar rutin melakukan pemeriksaan setahun sekali. Gangguan jantung kerap terjadi tanpa ada peringatan terlebih dahulu.

Waspadai jika seseorang mengalami hal-hal seperti ini, pingsan, pusing, pucat, keringat dingin, sulit bernapas. Hal tersebut dialami oleh penderita serangan jantung. 

Hal tersebut juga dialami Ashraf Sinclair, sebelum dia dilarikan ke rumah sakit.

Yang perlu diperhatikan dalam Anda berolahraga, adalah olahraga terlalu keras malah justru dapat berakibat fatal dan berujung maut.

Detak jantung dikatakan normal dalam beraktivitas adalah pada angka 60-100 kali detakan per menitnya.

Untuk menghitung detak jantung maksimal, anda dapat mengurangi 220 dengan usia Anda sekarang. Jika usia Anda 51 tahun, maka detak jantung maksimal Anda adalah 169 kali per menit.

Asosiasi Jantung Negeri Paman Sam memberi panduan keamanan bagi aktivitas dengan intensitas tinggi dan intensitas sedang.

Untuk intensitas tinggi, adalah 79-85 persen batas maksimal. Sedangkan untuk intensitas sedang, adalah 50-70 persen batas maksimal.

Supaya Anda tidak kebablasan, melebihi batas maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun