Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Inilah "The Next Generation" Eko Yuli dkk

18 Februari 2020   08:21 Diperbarui: 18 Februari 2020   08:32 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kendati atlet remaja Windy Cantika Aisah berhasil mengantongi tiga medali emas dari Kejuaraan Angkat Besi Junior 2020, namun disayangkan, lifter berusia 19 tahun itu membuat catatan yang tidak membaik ketimbang catatan yang dibuatnya pada SEA Games Manila 2019 lalu.

Di SEA Games, Aisah membawa pulang medali emas dari total angkatan 190 kg di kelas 49 kg. 

Catatan itu sekaligus mempertajam rekor dunia atas namanya sendiri, yang dibuatnya di Kejuaraan Dunia Remaja 2019 di Korea Utara.

Walaupun Aisah menduduki peringkat pertama dari 11 lifter yang turun, Jum'at (14/2/2020) di Uzbekistan, akan tetapi catatannya turun. Aisah cuma meraih medali emas dengan total angkatan 185 kg. Clean and jerk 100 kg, dan snatch 85 kg.

"Harus disyukuri," kata Dirdja Wihardja, pelatih kepala timnas angkat besi.

Sebelum terjun di Uzbekistan, Dirdja berharap setidaknya prestasi Aisah dapat menyamai catatannya di SEA Games Filipina.

Dirdja menjelaskan, kategori Kejuaraan Asia di Uzbekistan itu lebih tinggi levelnya. Kategori Uzbekistan adalah gold, bisa mencapai 880 poin road to Olympic, sedangkan di SEA Games itu silver, nilainya 840.

Aisah sendiri saat ini berada di ranking ketujuh poin Olimpiade.

Merah Putih sendiri menurunkan 8 liternya di Kejuaraan Angkat Besi Asia Junior dan Remaja Uzbekistan (13-19 Pebruari 2020).

Lifter Indonesia lainnya, Muhammad Fathir, pada Sabtu (15/2/2020), mengukir prestasi yang lebih membanggakan. 

Turun di kelas 61 kg, Fathir memperbaiki rekor dunia junior atas namanya sendiri. 

Menjadi yang terbaik dari 11 lifter yang berlomba, Fathir mengantongi tiga medali emas. 154 kg untuk clean and jerk, 119 kg dari snatch, dan total angkatan 273 kg.

Rekor dunia junior yang dipertajamnya adalah pada total, dan clean and jerk.

Fathir mencatat total 272 kg dan clean and jerk 153 kg yang dibuatnya 22 Oktober 2019 di Kejuaraan Asia Junior Remaja di Pyongyang, Korea Utara.

Dirdja Wihardja mengatakan, kedua prestasi remaja itu (Fathir dan Aisah) yang memecahkan rekor dunia dan membawa pulang medali emas, merupakan generasi penerus Eko Yuli dkk yang bisa diandalkan di berbagai event penting, seumpama Olimpiade 2024, Asian Games, dan SEA Games.

Dirdja mengatakan, bergabungnya Fathir di pemusatan latihan angkat besi sejak 2018 di Wisma Kwini Marinir, Jakarta Pusat, memang dipersiapkan untuk menjadi pelapis Eko Yuli Irawan dkk.

"Dia sudah dimasukkan lebih awal di pelatnas, sudah setahun lebih. Supaya dapat merasakan atmosfer Asian Games ketika itu. Sekarang hasilnya memang cukup menggembirakan, semoga prestasinya semakin terpacu, Fathir adalah penerus yang luar biasa" kata Dirdja.

Selain Fathir, dari Asian Youth and Junior Championship, Tashkent, Uzbekistan itu, Indonesia juga membawa pulang medali perak dari clean and jerk kelas 64 kg, Tsabitha Alfiah Ramadani, dan medali perunggu dari snatch 78 kg di kelas 59 kg, Aulia Andriani

"Puji Tuhan, generasi penerus benar-benar terjadi dari Tashkent menjadi pelapis Eko Yuli dkk," imbuh Dirdja.

Selain Fathir, di kelas 73 kg, Rizky Juliansyah, juga memecahkan rekor dunia remaja dari total angkatan 307 kg, rekor sebelumnya adalah 306 kg.

Pada laga yang digelar di Sports Complex, Minggu, (16/2/2020) tersebut, remaja berusia 17 tahun mulai mengangkat barbel 127  kg, berhasil. 

Mencoba angkatan kedua, 132 kg, berhasil juga.

Rizky mencoba angkatan ketiga seberat 139 kg. Jika berhasil maka dia akan memecahkan rekor dunia lama, 137 kg.

Apakah berhasil?

Dan ternyata, berhasil. Rizky pun mengukir rekor baru remaja, 139 kg. Sekaligus meraih medali emas.

Rizky pun mengantongi medali emas keduanya dari 168 kg clean and jerk. Alhasil dengan demikian, Rizky mengantongi tiga medali emas.

Sementara itu, di kelas 73 kg juga, Rahmat Erwin Abdullah juga mengantongi tiga medali emas sekaligus memecahkan rekor Asia Junior.

Ketiga medali emas itu diraihnya dari clean and jerk 185 kg (rekor lama 179 kg), snatch 144 kg, dan total 329 kg (rekor lama 326 kg).

Dengan demikian, sejauh ini (hingga Minggu, 16/2/2020), Indonesia membawa pulang 16 medali emas, enam perak, dan satu perunggu dari Tashkent.

Badminton dan Angkat Besi

Ketika membuka gelaran Kejuaraan Angkat Besi Pemula dan Junior Indonesia pada bulan September 2019 lalu, Gatot S Dewa Broto dari Kemenpora, mengatakan, negara punya utang kepada dua cabang olahraga yang menyumbangkan medali dari Olimpiade sejauh ini, yaitu badminton dan angkat besi. 

Kejuaraan berskala internasional atas kerjasama antara Kemenpora dengan PB PABBSI (Persatuan Angkat Besi dan Angkat Berat Seluruh Indonesia) itu adalah sebagai salah satu upaya menelurkan lifter-lifter yang bakal diterjunkan di Olimpiade 2024 dan 2028.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun