Turnamen Beregu ini nantinya juga akan memperhitungkan poin-poin Olimpiade Tokyo.
Barangkali hal-hal ini yang menjadi pertimbangan tidak diikutsertakannya Fitriani ke Kejuaraan Beregu Asia.
Fitriani memiliki beberapa faktor yang membuatnya tidak konsisten, di antaranya soal adaptasi perpindahan pelatih dari Minarti Timur ke Reonny Mainaky.
Tunggal peringkat kedua terbaik di Indonesia setelah Gregoria Mariska Tunjung itu bahkan terhenti di babak pertama turnamen Thailand Masters pekan lalu.
Seyogyanya, Fitriani merupakan juara bertahan di turnamen BWF berkategori Super 300 itu. Fitriani ditumbangkan wakil tuan rumah Pornpawee Chochuwong dengan dua gim langsung, 9-21 dan 16-21.
Susy Susanti juga menjelaskan faktor-faktor lain soal menurunnya permainan Fitriani, bahwa Fitriani  agak sedikit terpengaruh dengan omongan orang lain.
Kambuh lagi, yang mempengaruhi juga mental bertandingnya. "Memperbaharui cara berpikir di lapangan," tutur Susy.
Untuk itu Fitriani disarankan untuk latihan dulu. Susy akan memantau perkembangan Fitriani, jika memang membaik, maka pemain berusia 21 tahun itu akan diterjunkan di turnamen Eropa.
Menurut Susy, masih ada waktu sebulan ke turnamen Eropa setelah Thailand Masters.
"Sebulan untuk melihat perkembangannya, pelatih yang paling tahu," kata wanita kelahiran Tasikmalaya itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H