Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus Korona Wuhan, Imlek Tidak Meriah Ketimbang Tahun-tahun Lalu

26 Januari 2020   09:39 Diperbarui: 26 Januari 2020   14:08 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintah Cina membatalkan Pesta Tahun Baru Imlek (medcom.id)

Ada yang istimewa dari kota Wuhan di Cina.

Ini dikarenakan kota itu dituding sebagai biang kerok penyebaran virus yang menggelegar dan menebar ke seluruh penjuru dunia, sudah banyak korban yang jatuh dan meninggal karena virus korona tipe baru tersebut.

Di olahraga bulutangkis, Wuhan yang terletak di propinsi Hubei, Cina Tengah, merupakan langganan tuan rumah penyelenggaraan bulutangkis Kejuaraan Asia. 

Dan dalam jarak yang relatif tidak lama lagi, pada 21 hingga 26 April mendatang bakal digelar perhelatan turnamen yang untuk tahun 2020 ini untuk yang keenam kalinya.

Tahun lalu, PBSI membawa pulang dua medali dari Wuhan. Kedua medali itu adalah masing-masing medali perak dari ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan medali perunggu dari ganda campuran Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta.

Nyaris seluruh warga Cina di propinsi Hubei dan 29 propinsi lainnya, mereka hanya merayakan Tahun Baru Imlek pertama yang jatuh pada Sabtu 25 Januari 2020 (atau 2571) bukan di tempat-tempat keramaian, tapi hanya di rumah saja.

Virus yang menyebar bukan saja di propinsi Hubei, tapi ke 29 propinsi lainnya di negeri Tirai Bambu tersebut.

"Menunggu keputusan dari BWF saja," kata Sekjen PBSI Achmad Budiharto, menjelaskan bagaimana nasib turnamen ini.

Budiharto berharap agar wabah yang menghebohkan dunia itu akan segera habis diberantas sebelum waktu dimulainya turnamen yang merupakan turnamen terakhir dalam kalender BWF yang diperhitungkan dalam pengumpulan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020 tersebut.

"Yang penting atlet kita aman," ujar Budi yang belum bisa memastikan kepastian keikutsertaan pemain, Budi tinggal menunggu konfirmasi dari BAC (Konfederasi Badminton Asia) dan dari BWF (Federasi Badminton Dunia).

AFP melaporkan coronavirus yang sekarang heboh itu pada mulanya berasal dari sebuah pasar hewan dan ikan di tengah kota Wuhan. Para pedagang di sana memperdagangkan hewan-hewan yang mengandung virus misterius itu.

Oleh karenanya, virus itu disebut juga dengan virus corona Wuhan.

Pasar itu sendiri lantas ditutup pada 1 Januari 2020.

Adapun kasus pertama yang terserang virus itu muncul pada 8 Desember 2019 lalu.

Virus corona ini mirip dengan epidemi SARS yang menyebar ke hampir 30 negara di dunia dan menewaskan setidaknya 780 orang pada 2002-2003.

Adapun virus corona Wuhan, hingga sekarang ini sudah menyebar ke negara-negara seperti Australia, Perancis, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Nepal, Vietnam, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang.

Perancis merupakan negara Eropa pertama yang terdampak. Di Malaysia dikabarkan terdapat 3 kasus yang mengkhawatirkan, sedangkan di Australia empat orang dikonfirmasi terjangkit virus misterius ini.

Virus juga menyebar ke Macau dan Hongkong. Hingga Sabtu (25/1/2020) sudah menewaskan 41 orang dan terinfeksi lebih dari 1400 orang.

Dan 238 orang dikabarkan dalam kondisi kritis.

Beberapa tindakan sudah diambil para otoritas yang berwenang. 

Lomba Marathon yang semula dijadwalkan pada 9 Pebruari 2020 dan akan diikuti oleh 70.000 langsung di cancelled.

Di Hongkong, libur Imlek anak-anak sekolah diperpanjang sampai 17 Pebruari.

Pemimpin Eksekutif Carrie Lam menghentikan kereta cepat dan penerbangan antara Hongkong dan Wuhan.

Di propinsi Hubei, semua transportasi umum dihentikan, dan tempat-tempat hiburan, obyek wisata, juga kuil-kuil ditutup.

Presiden Cina sendiri, Xi Jinping menyatakan kejadian ini sebagai "situasi genting" yang memerlukan penanganan terpusat Komite Partai.

"Suasana tahun baru sekarang tidak meriah seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar seorang warga Hongkong.

Karnaval dan pesta kembang api yang biasa dihelat menyambut Tahun Baru Imlek, kali ini ditiadakan. Warga Taiwan dan Hongkong menyalakan hio dan berdoa di kelenteng-kelenteng kepada Dewi Matsu.

Kantor berita Xinhua melaporkan militer Tirai Bambu sudah mengerahkan sekitar 450 tenaga kesehatan yang berpengalaman menangani kasus SARS dan ebola ke beberapa rumah sakit di Wuhan.

Di Indonesia ditemukan seorang karyawan Huawei yang mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas. Sempat diduga terjangkit corona, namun setelah diteliti, hasilnya negatif. Bukan coronavirus.

WHO menyatakan Wuhan Coronavirus yang sekarang ini merupakan darurat kesehatan bagi negeri Tirai Bambu.

Kendati demikian, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Omni Pulomas, Dirga Sakti Lambe, menyatakan rata-rata angka kematian dari corona Wuhan ini lebih rendah ketimbang angka kematian kasus SARS dan MERS.

"Kasus MERS, satu dari tiga penderita meninggal. Kasus SARS satu dari sepuluh penderita meninggal. Sedangkan Wuhan Coronavirus, masih berkisar 3-4 persen," jelas Rambe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun