Pemimpin Eksekutif Carrie Lam menghentikan kereta cepat dan penerbangan antara Hongkong dan Wuhan.
Di propinsi Hubei, semua transportasi umum dihentikan, dan tempat-tempat hiburan, obyek wisata, juga kuil-kuil ditutup.
Presiden Cina sendiri, Xi Jinping menyatakan kejadian ini sebagai "situasi genting" yang memerlukan penanganan terpusat Komite Partai.
"Suasana tahun baru sekarang tidak meriah seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar seorang warga Hongkong.
Karnaval dan pesta kembang api yang biasa dihelat menyambut Tahun Baru Imlek, kali ini ditiadakan. Warga Taiwan dan Hongkong menyalakan hio dan berdoa di kelenteng-kelenteng kepada Dewi Matsu.
Kantor berita Xinhua melaporkan militer Tirai Bambu sudah mengerahkan sekitar 450 tenaga kesehatan yang berpengalaman menangani kasus SARS dan ebola ke beberapa rumah sakit di Wuhan.
Di Indonesia ditemukan seorang karyawan Huawei yang mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas. Sempat diduga terjangkit corona, namun setelah diteliti, hasilnya negatif. Bukan coronavirus.
WHO menyatakan Wuhan Coronavirus yang sekarang ini merupakan darurat kesehatan bagi negeri Tirai Bambu.
Kendati demikian, dokter spesialis penyakit dalam dari RS Omni Pulomas, Dirga Sakti Lambe, menyatakan rata-rata angka kematian dari corona Wuhan ini lebih rendah ketimbang angka kematian kasus SARS dan MERS.
"Kasus MERS, satu dari tiga penderita meninggal. Kasus SARS satu dari sepuluh penderita meninggal. Sedangkan Wuhan Coronavirus, masih berkisar 3-4 persen," jelas Rambe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H